"Decak kagum dengan tampilan modis seseorang yang mengenakan mantel bulu angsa, umum terjadi. Kini Anda dapat tampil modis dengan rajutan serat bambu. Pun produk kesehatan berbahan dasar arang bambu yang ramah lingkungan"
Tanaman bambu yang tumbuh memperkuat tebing sungai ataupun jurang memiliki banyak fungsi. Selain peran ekologis menjaga tebing miring dari longsor, juga memiliki peran ekonomi. Tak lepas pula dari peran budaya hingga bagian dari wisata.
Pohon industri yang melibatkan bambu cukup bervariasi. Nah yang menyebutkan lunpia, pastinya kerabat simbok yang sangat doyan aneka olahan rebung, tunas muda bambu. Umumnya adalah kerajinan baik perabot rumah tangga hingga pernak-pernik hiasan.
Salah satu industri olahan bambu kini merambah ke fashion. Lah beneran, pelengkap busana dari bambu. Alamak apakah tidak terasa gatal kasar di kulit?
Modis dengan busana berbahan serat bambu
Mari kita tengok sejarah awal penutup tubuh. Bukankah awal mula manusia mengambil dedaunan untuk menutup tubuh karena merasa malu? Dedaunan digunakan secara langsung.
Akal budi menuntun manusia berkreasi menutup tubuh. Bermula dari lembaran daun yang kemudian disadari mudah rusak. Kombinasi waktu dan cuaca menyebabkan degradasi materi daun.
Manusia beralih menggunakan kulit binatang. Jauh lebih awet baik dalam menjaga suhu badan maupun lama pemakaian. Keterbatasan dan kemudahan mendapatkannya, membuat pengguna semakin berkreasi.
Perkembangannya mengembangkan aneka serat tanaman yang dipintal menjadi benang lalu ditenun menjadi lembar kain. Aneka tanaman dibudidayakan sebagai sumber serat semisal kapas, agave, nenas, rami dll.
Kebutuhan pakaian mengikuti populasi manusia. Mengatasi masalah kesediaan muncul industri serat sintetis. Menghasilkan materi dengan aneka pertimbangan kelenturan, kemudahan menyerap warna, keawetan dll.