Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar dari Debu-debu di Kamar

10 Maret 2021   11:14 Diperbarui: 10 Maret 2021   11:42 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun seperti halnya debu-debu yang saya temukan di kamar maka debu-debu berupa racun yang ada dalam makanan dan minuman, hati dan pikiran pun bisa menyusup ke dalam tubuh. Tanpa kita sadari. Perlahan, seiring waktu semakin menumpuk.

Oleh sebab itu mengapa ada kegiatan rutin dalam agama-agama setiap tahun untuk pembersihan tubuh, pikiran, dan hati dari segala debu-debu kotoran. Misalnya dengan berpuasa. Melakukan pertobatan.

Sejatinya adalah demikian tujuan dari ritual keagamaan yang wajib dijalani.

Seperti kondisi kamar setelah saya bersihkan secara menyeluruh. Ada perasaan berbeda ketika melihat kondisi yang ada. Tentu ada rasa nyaman. Suasana hati pun terasa lega menatap ruangan yang tertata rapi dan bersih.

Jadi, adalah penting sekali melakukan pembersihan diri secara menyeluruh dengan cara apa pun yang ada dalam keyakinan kita. Apalagi itu merupakan kewajiban.

Jangan sampai semua kotoran yang ada menjadi kerak dan berkarat. Debu-debu sudah menjadi batu. Bayangkan bila kondisinya sudah seperti ini, bagaimana cara membersihkannya lagi?

Apakah harus menunggu sampai hal ini terjadi baru ada kesadaran diri?

Ditulis untuk Inspirasiana oleh K71

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun