Orang yang kerap bepergian dengan pesawat atau check-in di hotel pasti paham barang apa saja yang tidak diperbolehkan masuk. Salah satu buah terlarang masuk area hotel adalah durian. Aroma yang menggiurkan bagi durian lover, sengitnya bagai lebah mencium putik sari.
Beberapa tahun menetap di kota-kota di Kalimantan,  memberikan kesan tersendiri bagi saya, terutama kuliner serta buah-buahan lokal. Pasar durian di ujung  Jalan Teuku Umar, Pontianak sungguh menggoda pengendara mobil. Karena jalan satu arah ke kanan, setiap pengendara harus melalui tempat para pedagang durian di situ.
Penjual melengkapi dengan kursi-kursi layaknya kafe di tepi jalan. Setiap pukul 17:00, mereka siap menggelar durian. Ratusan durian digantung, sebagian berserakan di meja.
Hanya berjalan kaki 5 menit dari pusat jalan Teuku Umar, sudah bisa menikmati durian. Siapa tak tergoda setiap kali menuju coffee street pasti akan melewatinya, bisa makan di tempat ataupun take away.
Pasar durian itu cukup  dekat dengan Hotel Golden Tulip, tempat di mana saya bekerja dulu. Tak heran, banyak tamu hotel selalu pergi ke tempat itu malam harinya. Di musim panen durian, pasar durian selalu padat dipenuhi buah durian yang baru dipetik langsung dibawa bertruk-truk ke pasar itu.
Pesta durian
Suatu ketika, di hotel berlangsung seminar nasional. Para peserta berdatangan dari penjuru kota. Tentu saja daya tarik durian menggiurkan peserta seminar, yang menjadi pekerjaan tambahan panitia seminar untuk mentraktir makan durian.
Akhirnya tercapailah keinginan panitia mengadakan pesta durian di malam terakhir pertemuan mereka. Acara diadakan di tempat terbuka bersebelahan dengan gedung hotel.Â
Jadilah area parkir yang luas itu menjadi tempat pesta durian. Meja dan kursi ditata sedemikian rupa, ala kafe tepi jalan. Satu pick up ukuran sedang dengan membawa durian tiba, mereka siap berpesta.
Setiap orang makan sepuasnya. Dimakan, tidak dimakan dibayar seharga pesanan. Syukurlah bau durian tidak tercium dari lobi hotel sebab jaraknya cukup jauh dari area parkir.