Richard Sterling, seorang food writer menceritakan bau durian digambarkan sebagai “Its odor is best described as ….., turpentine and onions, garnished with a gym sock. It can be smelled from yards away.”
Berbeda halnya dengan seorang bule lain penyuka durian, bau durian digambarkan “indescribable, something you will either love or despise…”
Pengalaman makan durian termahal
Di suatu kesempatan, saya mengitari tempat terpencil di Penang. Menuju ke tempat itu harus dicapai dengan mobil selama 2,5 jam dari pusat kota. Mengikuti rasa penasaran saya, menurut kawan-kawan bahwa durian di tempat itu enak dan mahal.
Saya pun pergilah ke sana dengan harapan mendapatkan suatu pengalaman baru. Menyusuri tebing tinggi, pepohonan besar dan rindang di kiri-kanan jalan, jalanan curam, udaranya bersih. Di sekelilingnya terdapat beberapa rumah saja.
Dari kejauhan terlihat sekitar 50 buah durian teronggok di sebuah meja. Hanya kedai kecil bertenda biru dikelilingi banyak pohon durian penuh bergelayut buah durian.
O pantaslah, tempat ini khusus buah durian langsung dipetik dari pohon. Di belakang gundukan durian nampak beberapa ekor ayam kate di atas rumput. Pemilik kebun durian, seorang pemuda didampingi sang ibunda menjajakan langsung kepada pembeli.
Sebelum saya makan durian, kawan saya meminta pemuda itu menjelaskan satu per satu harga dan jenis duriannya.
Berjejerlah nama musang king, tekka, sultan, black thorn, durian kampung. Pemilik menanam dari jenis bibit durian berbeda.
Harganya memang mengejutkan saya. Mulai dari RM 50 hingga RM 190. Bila dikurskan sekitar IDR 665.000 termahal.
Wah, semula ingin pesta durian, namun harga cukup menguras dompet. Sejak semula memang berniat mencobanya, jadi saya cicipi durian yang berharga IDR 525.000, atau RM 150, seukuran kepala.