Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jangan Makan Buah Ini di Hotel, Nanti Kena Denda!

2 Maret 2021   11:30 Diperbarui: 2 Maret 2021   16:04 2811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencicipi durian termahal (foto: dokpri)

Orang yang kerap bepergian dengan pesawat atau check-in di hotel pasti paham barang apa saja yang tidak diperbolehkan masuk. Salah satu buah terlarang masuk area hotel adalah durian. Aroma yang menggiurkan bagi durian lover, sengitnya bagai lebah mencium putik sari.

Beberapa tahun menetap di kota-kota di Kalimantan,  memberikan kesan tersendiri bagi saya, terutama kuliner serta buah-buahan lokal. Pasar durian di ujung  Jalan Teuku Umar, Pontianak sungguh menggoda pengendara mobil. Karena jalan satu arah ke kanan, setiap pengendara harus melalui tempat para pedagang durian di situ.

Penjual melengkapi dengan kursi-kursi layaknya kafe di tepi jalan. Setiap pukul 17:00, mereka siap menggelar durian. Ratusan durian digantung, sebagian berserakan di meja.

Hanya berjalan kaki 5 menit dari pusat jalan Teuku Umar, sudah bisa menikmati durian. Siapa tak tergoda setiap kali menuju coffee street pasti akan melewatinya, bisa makan di tempat ataupun take away.

Pasar durian itu cukup  dekat dengan Hotel Golden Tulip, tempat di mana saya bekerja dulu. Tak heran, banyak tamu hotel selalu pergi ke tempat itu malam harinya. Di musim panen durian, pasar durian selalu padat dipenuhi buah durian yang baru dipetik langsung dibawa bertruk-truk ke pasar itu.

Pesta durian

Suatu ketika, di hotel berlangsung seminar nasional. Para peserta berdatangan dari penjuru kota. Tentu saja daya tarik durian menggiurkan peserta seminar, yang menjadi pekerjaan tambahan panitia seminar untuk mentraktir makan durian.

Buah durian (sumber foto: dokpri)
Buah durian (sumber foto: dokpri)

Akhirnya tercapailah keinginan panitia mengadakan pesta durian di malam terakhir pertemuan mereka. Acara diadakan di tempat terbuka bersebelahan dengan gedung hotel. 

Jadilah area parkir yang luas itu menjadi tempat pesta durian. Meja dan kursi ditata sedemikian rupa, ala kafe tepi jalan. Satu pick up ukuran sedang dengan membawa durian tiba, mereka siap berpesta.

Setiap orang makan sepuasnya. Dimakan, tidak dimakan dibayar seharga pesanan. Syukurlah bau durian tidak tercium dari lobi hotel sebab jaraknya cukup jauh dari area parkir.

Buah ‘terlarang’ ini memang dilarang keras memasuki area hotel, apalagi dibawa ke kamar. Di setiap hotel pasti tercantum  “Durian Not Allowed” berhuruf merah, besar dan tebal.

Yang melanggar akan didenda Rp 5 juta. Denda yang dikenakan setiap hotel berbeda-beda. Terkadang, tamu  yang tertangkap basah membawa durian meminta keringanan melalui negosiasi.

Denda bagi pelanggar makan durian di hotel

Suatu malam, pukul 23.00, seorang tamu mengeluh karena bau durian. Ia menelepon resepsionis dengan nada kesal.

Setelah diperiksa di CCTV, tampak seorang bapak mengendap-ngendap keluar dari kamar lalu meletakkan bungkusan plastik putih di depan kamar tamu yang mengeluh tersebut. Manajer yang bertugas malam itu (Duty Manager) beserta sekuriti langsung membawa bungkusan yang ternyata berisi sampah durian sebanyak dua kepala.

Housekeeping langsung membersihkan area itu dengan membuka kaca koridor, dan menyemprot pewangi ruangan. Tindakan ini dilakukan segera sebelum pagi hari tiba.

Menjelang tamu ini check-out, ia tidak dapat mengelak setelah hotel menunjukkan bukti rekaman CCTV bahwa dirinyalah yang meletakkan sampah durian. Ia terkena denda. Suatu pelajaran bagi setiap tamu hotel agar taat pada peraturan. Bapak ini bukan tidak paham, melainkan berspekulasi.

Cerita lainnya, seorang tamu akan check-out di lobi. Mengikuti SOP, petugas housekeeping langsung memeriksa keadaan kamar yang bersangkutan. Didapatilah satu bungkus bekas pancake yang mengandung durian di tempat sampah. Baupun tercium memenuhi kamar.

Petugas mengontak resepsionis bahwa tamu tersebut kedapatan membawa bau durian ke kamar. Ia tidak membawa durian tapi kue mengandung buah durian. Sang resepsionis memberitahu kesalahan tersebut dan tamu mengerti.

Sebenarnya tidak tega kami mendenda, namun peraturan harus tetap diterapkan. Bila tidak demikian, akan semakin banyak pelanggaran.

Mengapa hotel-hotel begitu ketat terhadap bau durian? 

Ilustrasi membersihkan kamar hotel (sumber foto: freepik)
Ilustrasi membersihkan kamar hotel (sumber foto: freepik)

Tengok saja cara membersihkan ruang kamar di hotel akibat bau durian, betapa hotel kewalahan menghadapinya:

  1. Kamar dan koridor harus dinetralisir. Membuka seluruh jendela. Bila tidak terdapat jendela koridor, bau tak sedap akan tahan lama.
  2. Harus dibersihkan memakai bahan kimia agar bau benar-benar hilang
  3. Membutuhkan minimum 3 hari lamanya agar bau hilang, karena itu kamar harus dikosongkan. Akibatnya kami tidak dapat menjual kamar tersebut.
  4. Bukan saja ruangan, bau itu menempel pada gorden kamar, karpet bagi kamar yang berkarpet. Sehingga perlu dibersihkan total.
  5. Memberikan aroma therapy juga baik untuk menetralisir ruangan.

Richard Sterling, seorang food writer menceritakan bau durian digambarkan sebagai “Its odor is best described as ….., turpentine and onions, garnished with a gym sock. It can be smelled from yards away.

Berbeda halnya dengan seorang bule lain penyuka durian, bau durian digambarkan “indescribable, something you will either love or despise…

Pengalaman makan durian termahal

Kedai durian di Penang (foto: dokpri)
Kedai durian di Penang (foto: dokpri)

Di suatu kesempatan, saya mengitari tempat terpencil di Penang. Menuju ke tempat itu harus dicapai dengan mobil selama 2,5 jam dari pusat kota. Mengikuti rasa  penasaran saya, menurut kawan-kawan bahwa durian di tempat itu enak dan mahal.

Saya pun pergilah ke sana dengan harapan mendapatkan suatu pengalaman baru. Menyusuri tebing tinggi, pepohonan besar dan rindang di kiri-kanan jalan, jalanan curam, udaranya bersih. Di sekelilingnya terdapat beberapa rumah saja.

Dari kejauhan terlihat sekitar 50 buah durian teronggok di sebuah meja. Hanya kedai kecil bertenda biru dikelilingi banyak pohon durian penuh bergelayut buah durian.

O pantaslah, tempat ini khusus buah durian langsung dipetik dari pohon. Di belakang gundukan durian nampak beberapa ekor ayam kate di atas rumput. Pemilik kebun durian, seorang pemuda didampingi sang ibunda menjajakan langsung kepada pembeli.

Sebelum saya makan durian, kawan saya meminta pemuda itu menjelaskan satu per satu harga dan jenis duriannya.

Berjejerlah nama musang king, tekka, sultan, black thorn, durian kampung. Pemilik menanam dari jenis bibit durian berbeda.

Harganya memang mengejutkan saya. Mulai dari RM 50 hingga RM 190. Bila dikurskan sekitar IDR 665.000 termahal.

Wah, semula ingin pesta durian, namun harga cukup menguras dompet. Sejak semula memang berniat mencobanya, jadi saya cicipi durian yang berharga IDR 525.000, atau RM 150, seukuran kepala.

Mencicipi durian termahal (foto: dokpri)
Mencicipi durian termahal (foto: dokpri)

Rasanya, jangan ditanya, bagai mencicipi surga dunia. Itulah durian termahal yang pernah saya cicipi.

Keinginan mencoba berbagai macam durian, sempat pula  makan durian dalam perjalanan menuju Sampit dari Palangka Raya. Sambil mengawasi jalan agar puluhan monyet kecil tidak keluar hutan, saya makan durian yang dijual IDR 40 ribu rupiah berukuran besar.

Kami duduk lesehan di tepi jalan beralas tikar. Udara dingin, nyaman, sementara mata memandang kendaraan berlalu lalang.

Kalimantan memang tempat pecinta durian. Di Pontianak hanya dengan IDR 20 ribu saja, kita dapat menikmati durian manis.

Beberapa kota di Jawa dan Sumatra juga terdapat tempat istimewa durian lover. Di keluarga, hanya saya saja penyuka durian.

Durian yang bernama species durio zibethinus, membuat penyukanya tergila-gila, namun bau sengit menjadikannya tercampakkan.

Rujukan

(*) Wikipedia, en.m.wikipedia.org, Durio zibethinus

Tulisan Celestine Patterson untuk Inspirasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun