Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Tahu Ada Desa Unik Bernama Desa Gadungan?

28 Februari 2021   16:10 Diperbarui: 28 Februari 2021   16:19 3120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu pusaka Bondan milik Kebo Lelono berhasil direbut oleh Djoko Begadung dan digunakan untuk membunuh Kebo Lelono dan Kebo Kusumo. Kemudian pusaka Bondan tersebut disembunyikan Djoko Begadung di dalam tanah, di bawah pohon beringin.

Beberapa bulan setelah sampai di Negoro Marumi, datanglah Dewi Ambarsari, istri Kebo Lelono, beserta kawan-kawannya dari Negoro Bali dengan tujuan mencari suaminya. Kedatangan Dewi Ambarsari disambut oleh Soetowidjojo.

Karena kesaktiannya, Soetowidjojo mengetahui maksud kedatangan Dewi Ambarsari. Sedangkan Dewi Ambarsari yang belum pernah mengetahui Negoro Marumi yang dituju suaminya, mencoba bertanya pada Soetowidjojo, “Apakah ini Negoro Marumi ?”

“Bukan, ini Negoro Gadungan,” jawab Soetowidjojo.

“Apakah di sini ada yang bernama Dewi Soetiyem?” tanya Dewi Ambarsari lagi.

“Tidak ada. Di Negoro Gadungan yang ada nama Melati Putih,” jawab Soetowidjojo lagi.

Tipu muslihat yang dibuat oleh Soetowidjojo ini mengandung maksud untuk menyelamatkan Negoro Marumi dari peperangan dengan Negoro Bali. Setelah mendengar jawaban Soetowidjojo itu, maka Dewi Ambarsari dan kawan-kawannya meninggalkan Negoro Marumi, atau yang sudah disebutkan berganti nama menjadi Negoro Gadungan.

Sejarah Sesudah Tahun 1763 M

Negoro Gadungan kedatangan dua orang pemuda, yaitu Adi Soewarno dan Mangku Kusumo. Konon kedua pemuda ini adalah putra dari seorang wedono (pembantu bupati atau pembantu pimpinan wilayah Daerah Tingkat II atau kabupaten, membawahi beberapa camat) di Jawa Tengah. Setelah berada di Negoro Gadungan, Adi Soewarno berganti nama menjadi Kedud, sedangkan Mangku Kusumo berganti nama menjadi Trunoredjo.

Pertama kali Negoro Gadungan dipimpin oleh Kedud, tetapi tidak bisa membawa kesejahteraan untuk rakyatnya. Kemudian pimpinan diserahkan kepada Trunoredjo, adiknya.

Pada saat itulah rakyat Gadungan merasa lebih bahagia dan tentram. Apalagi setelah ditemukannya pusaka Bondan, yang dulu pernah disembunyikan oleh Djoko Begadung di bawah pohon beringin. Pada saat pusaka Bondan diambil dari dalam tanah, keluarlah mata air yang diberi nama Sumber Bedji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun