Sebelum disambut dengan wangi sotong yang dipanggang, Anda akan disambut terlebih dahulu dengan suara toktoktok yang kencang dari palu yang dipukul. Jangan salah kira jika suara palu yang dipukul itu berasal dari tukang dekat sana, melainkan dari warung yang menjual sotong pangkong. Siapa sangka ternyata palu yang biasa digunakan untuk memaku atau menempa logam ternyata di Pontianak digunakan sebagai alat penting untuk membuat sotong pangkong.
Selain hidangan terkenal dari Pontianak seperti choi pan, kwetiau goreng, ataupun nasi campur, terdapat satu hidangan yang unik, namun jarang dikenal di luar Pontianak. Hidangan tersebut ialah sotong pangkong yang merupakan salah satu kuliner malam yang berasal dari dan hanya bisa ditemukan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Sama dengan hidangan ikan asam pedas khas Pontianak, sotong pangkong juga sudah diusulkan oleh pemerintah daerah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menjadi warisan budaya tak benda, namun masih belum ditetapkan oleh pemerintah.Â
Sotong pangkong berasal dari bahasa Melayu, di mana "sotong" berarti jenis makanan laut yang merupakan saudara dari cumi-cumi, dan "pangkong" yang berarti memukul dengan palu.
Sotong pangkong termasuk dalam salah satu kuliner malam musiman, karena paling banyak dijual saat bulan Ramadhan sebagai cemilan berbuka puasa. Salah satu kawasan Kota Pontianak yang terkenal akan sotong pangkongnya adalah di Jalan Merdeka.
Anda bisa menemukan puluhan gerobak jualan sotong pangkong di sepanjang jalan ini. Penjual sotong pangkong biasanya mulai berjualan kisaran pukul 16:30 WIB hingga pukul 01:00 WIB, dini hari.
Jika di luar waktu tersebut, Anda tetap dapat menemukan penjual sotong pangkong, tetapi tidak sebanyak ketika bulan Ramadhan. Peminatnya juga berkurang, sebagaimana sotong pangkong memang diasosiasikan sebagai makanan untuk berbuka puasa.
Sebelum dipukul, sotong pangkong harus melewati beberapa tahapan terlebih dahulu. Sotong yang ditangkap oleh nelayan tidak langsung dipanggang, melainkan dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa hari di bawah sinar matahari yang menyinari kota yang dilewati garis khatulistiwa ini.
Sinar matahari yang terik tersebut akan mengeringkan sotong hingga bentuknya menjadi gepeng. Sotong kering ini bisa disimpan untuk waktu yang lama.
Untuk harga satu porsi sotong pangkong juga tergantung dari ukurannya, dimulai dengan harga Rp10.000 untuk sotong yang paling kecil ukurannya. Untuk menikmati sotong pangkong ini biasanya dimakan dengan lesehan di atas tikar yang menutupi trotoar aspal.
Sotong pangkong memiliki rasa khas yang gurih, sedikit amis, mengenyangkan, dan akan semakin nikmat bila disantap bersama dengan sambal. Sambal yang menemani sotong pangkong biasanya ada dua jenis, yaitu sambal kacang dan sambal pedas.
Sambal kacang dibuat dari kacang tanah yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan air, cabai dan garam. Untuk sambal pedas digunakan cabai, ebi (udang kecil yang dikeringkan), garam dan air.
Untuk rasa sebenarnya mirip-mirip saja dengan sotong pangkong, tetapi tekstur dari sotong pangling lebih tipis dan teskturnya lebih lembut. Biasanya penjual sotong pangkong juga sekaligus menjual sotong pangling.
Jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi Pontianak di bulan Ramadhan, jangan lewatkan kuliner unik khas Pontianak satu ini.
Ditulis oleh Jeniffer Gracellia untuk seluruh sahabat Inspirasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H