Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senandung Nirmala

14 Januari 2021   11:55 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:11 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Tuhan berkehendak, tak ada yang mustahil di dunia ini. Kadang orang menyebutnya karunia, berkah, keajaiban, fenomena. Namun bagiku, kehendak Tuhan bernama keberuntungan.

Nirmala, adalah nama pemberian Ibu panti. Beliau bercerita, nama itu tiba-tiba terlintas. Saat pertama kali menemukanku, di depan gerbang panti asuhan kami.

Bayi mungil yang cantik berkulit bersih, mata berwarna biru, rambut tipis berwarna cokelat, dan tersenyum saat digendong.

Keranjang tempatku ditemukan, beralaskan kertas bekas, bertuliskan Nirmala dan Oki. Aku pun heran, padahal nama Oki lebih mudah diucapkan. Namun, beliau berkata bahwa aku kelak akan secantik Nirmala.

Sayang sekali, aku tidak bisa membuktikan cerita Ibu panti. Bagaimana rupa dan penampilanku di dalam cermin. Aku, hanya mendengar dari mereka yang melihat dan berbicara padaku.

Keberuntungan pertama yang kurasakan. Meskipun aku tidak bisa melihat, selalu ada orang baik yang menyayangi dan berbagi cerita padaku.

Aku tumbuh dalam lingkungan panti, belum ada yang ingin mengasuhku dalam keluarga utuh. Mungkin, karena keberuntunganku juga. Bahkan, aku beruntung belum pernah merasakan mempunyai orang tua. Tak ada perasaan sedih karena merindukan. Toh, Ibu panti adalah segala untukku.

"Ssst Nirmala, apa kau gugup?" tanya Ka Dion mengagetkanku.

"Tidak Ka, sama sekali tidak," jawabku.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Ka Dion kembali bertanya.

"Aku sedang merekam suaraku, Ka." Jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun