Indonesia terdiri dari 34 Provinsi dan 514 Kota/Kabupaten. Rinciannya 416 Kabupaten 98 Kotamadya. Berarti ada 33 Gubernur dan 514 Bupati/Walikota se-Indonesia. Dari sejumlah 514 ini ada beberapa Bupati/Walikota atau mantan Bupati/Walikota yang inspiratif dilihat dari prestasinya yang membanggakan selama memimpin daerahnya. Berikut sosok bupati/Walkota yang inspiratif versi penulis.
1. Nurdin Abdullah
Mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 ini sekarang Gubernur Sulawesi Selatan. Namun penulis lebih tertarik mengulik kiprahnya saat masih menjadi Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Sesungguhnya Bupati adalah bentuk pengabdiannya, sekaligus bentuk kecintaanya kepada tanah kelahiran. Karier Nurdin Abdullah sebelum menjabat bupati sudah sangat baik. Nurdin pernah menjadi Presiden Direktur di empat perusahaan Jepang.
Peraih gelar Doktor Pertanian dari Universitas Kyushu Jepang ini sukses meningkatkan APBD Bantaeng jadi 3 kali lipat, PAD (Pendapatan Asli Daerah) berlipat empat kali, Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita penduduk berlipat lima kali.
Berkat kiprah Nurdin Abdullah, warga kurang mampu di Bantaeng menurun jumlahnya dari 12 persen ke 5 persen hingga tahun 2016. Nurdin sukses memajukan Kabupaten Bantaeng melalui ilmu teknologi pertanian yang ia kuasai. Inovasinya dibidang agrikultur antara lain:
membeli bibit dari petani; sistem tanam legowo-21 yang dapat memperbanyak produksi tanaman pangan; pengembangan agrowisata dan industri pengolahan hasil pertanian; penangkaran talas Bantaeng dengan teknologi kultur jaringan; dan budidaya durian tanpa aroma dan tanpa musim yang dapat menghasilkan buah sepanjang tahun.
Gebrakan Nurdin Abdullah membuatnya dianugerahi puluhan penghargaan selama ia menjabat sebagai Bupati. Penghargaan itu antara lain Satya Lencana dari presiden RI Bidang Pertanian (Januari, 2009), Piagam Penghargaan Agro Inovasi 2009 Kategori Agro Inovasi Peningkatan Adopsi Teknologi (Agustus, 2009), dan penghargaan dari Menteri Pertanian RI tentang Ketahanan Pangan (2010).
Penghargaan tersebut semakin mempertegas bahwa beliau adalah sosok kepala daerah inspiratif.
2. Yoyok Riyo Sudibyo
Yoyok Riyo Sucibyo adalah mantan Bupati Batang periode 2012-2017. Saat kepala daerah berlomba-lomba memperpanjang masa kekuasaannya menjadi 2 periode, Yoyok malah dengan tegas hanya akan menjabat 1 periode saja sebagai Bupati Batang, Jawa Tengah.
Sebelumnya siapa yang kenal Kabupaten dengan nama Batang? Nyaris tidak terdengar. Mungkin orang akan lebih paham dengan alas roban yang jauh lebih terkenal sebagai tempat mistis. Batang kalah gaungnya dibanding dengan daerah lain di Jawa Tengah seperti Semarang, Tegal, Salatiga, maupun Magelang.
Tapi semua berubah ketika Yoyok memimpin Batang. Tiba-tiba banyak media meliput kiprah Bupati Yoyok karena kebijakannya. Yoyok memang berbeda, ia memutuskan mundur dari dunia kemiliteran diusia muda 34 tahun dikala kariernya sedang naik daun.
Keputusannya terbukti tepat. Ia kemudian berdagang dan menjadi pengusaha sukses di Papua. Keinginan membangun daerah begitu kuat hingga ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan maju sebagai calon Bupati Batang.
Ia menggelar festival anggaran pada 2014. Setiap SKPD akan memamerkan tata kelola keuangan di instansi masing-masing. Suatu cara yang unik yang belum pernah ada sebelumnya.
Rakyat Batang dibiarkan mengetahui seluruh pengeluaran Pemerintah Kabupaten. Gaya transparan ini kemudian diganjar dengan penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award pada 2015. Yoyok Riyo Sudibyo telah berhasil mengubah wajah Batang dari yang sebelumnya merupakan Kabupaten termiskin di Jateng menjadi pusat tata kelola keuangan daerah.
3. Hasto Wardoyo
Hasto Wardoyo merupakan mantan Bupati Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta periode 2011-2016. Ia terpilih kembali diperiode ke-2. Namun pada 2019 belum jua masa jabatannya usai, ia diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ia adalah sosok Bupati yang unik dalam hal mengangkat ekonomi masyarakat lokal. Bupati Hasto yang juga merupakan dokter spesialis kandungan dan kebidanan itu begitu inovatif dalam mengeluarkan gebrakan. Berikut beberapa gebrakan Hasto Wardoyo selama menjabat Bupati.
- Program bela dan beli Kulon Progo
Program ini mewajibkan setiap pegawai negeri sipil (PNS) lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk membeli batik grebeg rentheng. Batik asli Kulon Progo yang kalah gaungnya dari batik Solo atau Yogya. PNS wajib mengenakan baju batik tersebut dihari tertentu setiap minggunya. Dampaknya, penjualan batik meroket.
-Mewajibkan PNS membeli beras dari produksi petani lokal.
Program ini mewajibkan PNS membeli minimal 10 kilogram beras dari petani lokal setiap bulannya. Dengan jumlah PNS 8.000 orang, berarti minimal akan terserap 80 ton dari produksi petani lokal. Ini jelas berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
- Memproduksi air kemasan sendiri
Sumber air bersih yang berlimpah dimanfaatkan untuk memproduksi air minum kemasan sendiri yang diberi nama AirKU. Bupati Hasto mendirikan perusahaan air minum lokal. Tentu saja ini menyumbangkan pendapatan yang tidak sedikit bagi keuangan daerah.
- Tak boleh ada iklan rokok di Kulon Progo
Tak dipungkiri, iklan rokok menyumbang pendapatan besar bagi suatu daerah. Namun Kulon Progo dengan tegas menolak segala macam iklan rokok dalam bentuk apapun. Hasto tidak takut pendapatan daerah berkurang. Beliau lebih menekankan pada aspek moral dan kesehatan masyarakat.
-Program kesehatan tanpa pandang bulu
Di Kulon Progo, rakyat miskin bisa dilayani di kelas 1 maupun VIP dalam sebuah rumah sakit apabila memang kapasitas kelas dibawahnya penuh. Pemerintah Kabupaten bertanggungjawab terhadap anggaran yang dikeluarkan.
Sosok inspiratif Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dianugerahi penghargaan Bintang Jasa Utama bidang sosial kemanusiaan 2016 dari Presiden Jokowi.
4. Abdullah Azwar Anas
Abdullah Azwar Anas merupakan Bupati Banyuwangi, Jawa Timur 2010-2020. Ia akan segera mengakhiri masa jabatannya pada akhir tahun ini. Anas dikenal sebagai Bupati yang berhasil mengubah wajah Banyuwangi menjadi dikenal dimata dunia melalui pariwisata. Banyuwangi memperoleh UNWTO Awards untuk kategori Excellence and Innovation in Tourism mengalahkan nominator lainnya dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.
Pencapaian dibidang pariwisata tahun yakni Kunjungan wisatawan nusantara melonjak 161 persen dari 651.500 orang pada tahun 2010 menjadi 1.701.230 orang di tahun 2015. Peningkatan kunjungan juga terjadi untuk wisatawan mancanegara yang naik 210 persen dari kisaran 13.200 di tahun 2010 menjadi 41.000 pada tahun 2015.
Pendapatan per kapita Banyuwangi menurut BPS meningkat 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta per kapita per tahun pada tahun 2014.
Selain sektor pariwisata, beberapa gebrakan pemerintahannya antara lain:
1. Melarang pembangunan minimarket baru. Upaya ini untuk memberikan kesempatan kepada UMKM. Kebijakan ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dari 20 juta menjadi 48,7 juta.
2. Atasi anak putus sekolah melalui program siswa asuh. Karena alasan APBD tidak cukup membiayai, maka setiap kepala sekolah diberi tanggung jawab siswa titipan. Metodenya siswa yang kaya menyisihkan bantuan untuk rekan yang tidak mampu. Selain itu siswa yang sangat miskin diberikan uang saku harian dari Pemkab
3. Membentuk tim pemburu kemiskinan. Setiap kepala desa diberi tanggung jawab memonitor warganya yang masih miskin. Tujuannya untuk ketepatan pemberian bansos. Kebijakan ini terbukti menurunkan angka kemiskinan menjadi 7,8 persen pada 2018 yang sebelumnya masih diangka 2 digit.
4.Menjalankan program smart kampung. Pembangunan suatu daerah tak terlepas dari kemajuan pembangunan desanya. Dalam hal ini setiap desa memanfaatkan teknologi dalam pelayanan publik, penanganan kemiskinan, masalah sampah, dan peningkatan ekonomi desa.
5. Mencetuskan perpustakaan ditempat wisata. Usulan ini karena melihat pusat-pusat wisata sekarang menjadi tren traveling bagi para milenial. Anas mengatakan meningkatkan minat baca pada generasi muda, menjadi agenda penting di tengah gempuran teknologi informasi yang terus berkembang.
Saat ini banyak event tahunan yang diselenggarakan di Banyuwangi seperti Tour de Ijen, Banyuwangi festival, Banyuwangi Ethno Carnival, dan Banyuwangi Jazz Festival. Bupati Azwar Anas sungguh telah merubah wajah Banyuwangi menjadi sebuah daerah tujuan wisata yang menarik.
5. Tri Rismaharini
Ia walikota Surabaya 2010-2020 yang akan segera mengakhiri masa jabatannya ini adalah salah satu kepala daerah yang paling inspiratif. Sudah banyak kebijakan inspiratifnya diangkat media-media nasional. Bahkan dunia internasional menganugerahinya sebagai walikota terbaik dunia melalui lembaga the city mayor foundation pada tahun 2015.
Risma menekankan bahwa sebuah kota harus menjadi rumah pertama dan utama bagi warganya. Secara singkat saja prestasi beliau yakni:
1. Kota Surabaya mendapatkan piala adipura tujuh kali berturut-turut dari 2011 hingga 2017.
2. Masuk dalam 10 wanita paling inspiratif pada tahun 2013 oleh majalah Forbes
3. Menerima penghargaan Bung Hatta Innovative Award pada 2015
4. Memanfaatkan sampah menjadi PLTS yang dapat menghasilkan listrik 2 megawatt
Demikianlah lima (mantan) bupati dan walikota keren dan inspiratif. Maju dan tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada sang nakhoda. Ketika sudah tidak menjabat pun, ia masih meninggalkan legacy yang masih dapat dirasakan oleh masyarakat. Semoga lima kepala daerah ini menginspirasi kepala-kepala daerah lainnya untuk berbuat yang terbaik.
Oleh Meirri Alfianto untuk Inspirasiana. Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H