Program ini mewajibkan setiap pegawai negeri sipil (PNS) lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk membeli batik grebeg rentheng. Batik asli Kulon Progo yang kalah gaungnya dari batik Solo atau Yogya. PNS wajib mengenakan baju batik tersebut dihari tertentu setiap minggunya. Dampaknya, penjualan batik meroket.Â
-Mewajibkan PNS membeli beras dari produksi petani lokal.Â
Program ini mewajibkan PNS membeli minimal 10 kilogram beras dari petani lokal setiap bulannya. Dengan jumlah PNS 8.000 orang, berarti minimal akan terserap 80 ton dari produksi petani lokal. Ini jelas berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
- Memproduksi air kemasan sendiri
Sumber air bersih yang berlimpah dimanfaatkan untuk memproduksi air minum kemasan sendiri yang diberi nama AirKU. Bupati Hasto mendirikan perusahaan air minum lokal. Tentu saja ini menyumbangkan pendapatan yang tidak sedikit bagi keuangan daerah.
- Tak boleh ada iklan rokok di Kulon Progo
Tak dipungkiri, iklan rokok menyumbang pendapatan besar bagi suatu daerah. Namun Kulon Progo dengan tegas menolak segala macam iklan rokok dalam bentuk apapun. Hasto tidak takut pendapatan daerah berkurang. Beliau lebih menekankan pada aspek moral dan kesehatan masyarakat.
-Program kesehatan tanpa pandang bulu
Di Kulon Progo, rakyat miskin bisa dilayani di kelas 1 maupun VIP dalam sebuah rumah sakit apabila memang kapasitas kelas dibawahnya penuh. Pemerintah Kabupaten bertanggungjawab terhadap anggaran yang dikeluarkan.
Sosok inspiratif Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dianugerahi penghargaan Bintang Jasa Utama bidang sosial kemanusiaan 2016 dari Presiden Jokowi.
4. Abdullah Azwar AnasÂ
Abdullah Azwar Anas merupakan Bupati Banyuwangi, Jawa Timur 2010-2020. Ia akan segera mengakhiri masa jabatannya pada akhir tahun ini. Anas dikenal sebagai Bupati yang berhasil mengubah wajah Banyuwangi menjadi dikenal dimata dunia melalui pariwisata. Banyuwangi memperoleh UNWTO Awards untuk kategori Excellence and Innovation in Tourism mengalahkan nominator lainnya dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.Â
Pencapaian dibidang pariwisata tahun yakni Kunjungan wisatawan nusantara melonjak 161 persen dari 651.500 orang pada tahun 2010 menjadi 1.701.230 orang di tahun 2015. Peningkatan kunjungan juga terjadi untuk wisatawan mancanegara yang naik 210 persen dari kisaran 13.200 di tahun 2010 menjadi 41.000 pada tahun 2015.Â
Pendapatan per kapita Banyuwangi menurut BPS meningkat 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta per kapita per tahun pada tahun 2014.
Selain sektor pariwisata, beberapa gebrakan pemerintahannya antara lain:
1. Melarang pembangunan minimarket baru. Upaya ini untuk memberikan kesempatan kepada UMKM. Kebijakan ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dari 20 juta menjadi 48,7 juta.
2. Atasi anak putus sekolah melalui program siswa asuh. Karena alasan APBD tidak cukup membiayai, maka setiap kepala sekolah diberi tanggung jawab siswa titipan. Metodenya siswa yang kaya menyisihkan bantuan untuk rekan yang tidak mampu. Selain itu siswa yang sangat miskin diberikan uang saku harian dari Pemkab