Nah, suatu hari seorang warga asrama dari luar Jawa, sebut saja namanya si Betako diminta membaca sebuah teks singkat berbahasa Jawa.
Betako dengan lantang membaca di hadapan teman-teman dan pembina asrama. Ia berseru, ”Wong kang becik iku wong kang urip tanpo cocot"
Spontan pembina dan teman-teman yang bisa bahasa Jawa tertawa terbahak-bahak.
Soalnya, si Betako salah mengucapkan kata "tanpa cacat" menjadi "tanpo cocot".
Si Betako mengatakan kalimat yang jika diterjemahkan artinya: "Orang yang hidupnya baik itu orang tanpa cocot (alias tanpa mulut dalam bahasa Jawa tingkat paling bawah).
Maklumlah, bahasa Jawa memang susah. Huruf a kadang dibaca o. Kadang a tetap dibaca a. Lha, bingung kan? Sulit memang mengucapkan boso Jowo tanpo cocot, eh tanpo cacat. Hehehe..kabur!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H