Mohon tunggu...
Yosua Panjaitan
Yosua Panjaitan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Divisi INSPIRA Badan Pengurus HMF "Ars Praeparandi" ITB 2013/2014

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Jokowi Menjadi Capres

13 Juni 2014   16:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama Jokowi sudah tidak asing lagi di mata masyarakat, pamor Jokowi meningkat secara signifikan semenjak ia berhasil memimpin Surakarta. Namanya semakin tersorot di media semenjak ia maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pada pemilu presiden 2014 ini, ia maju sebagai calon presiden dari fraksi PDIP. Saya rasa hal tersebut sangat aneh dan terlalu terburu-buru. Saya menduga ada kepentingan politik dari partai yang haus akan kekuasaan dimana ia mengiginkan untuk mencapai posisi presiden dan mengendalikan Jokowi sebagai alat untuk mencapai hal tersebut. Belum genap habis masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Belum terselesaikan juga masalah-masalah yang ada di Jakarta, namun ia sudah berani untuk maju menjadi presiden RI. Pencalonan Jokowi sebagai presiden terlalu cepat, tentu saja Jokowi harus lebih banyak belajar agar ia dapat memimpin negara dengan baik. Jika ia ingin maju sebagai calon presiden yang baik, sebaiknya ia mengurusi DKI Jakarta terlebih dahulu. Setidaknya saat presiden yang terpilih selain Jokowi tidak berkompeten untuk mengurusi negara, DKI Jakarta sebagai ibukota negara keadaannya tidak memburuk. Belum tentu juga saat Jokowi yang memimpin negara ini dapat memberikan banyak kemajuan, bisa saja terjadi kemunduran. Bukan berarti pesimis, tetapi mungkin masih banyak hal yang harus dipersiapkan untuk Jakarta.
Setiap manusia dianugreahkan Tuhan kelebihan untuk dimanfaatkannya berkontribusi bagi orang lain. Demikian pula Jokowi, menrut sata ada beberapa kelebihan yang Beliau miliki yaitu:
1. Rendah hati dan tidak sombong, low profile
2. Apa adanya, tidak membesar-besarkan diri
3. Kreatif
4. Kerja nyata melihat masalah dilapangan lalu mencari solusi
5. Tidak menyimpan dendam, walau lawan politiknya selalu berusaha menjatuhkan elektabilitasnya melalui permasalahan yang berpotensi melemahkan Jokowi
Ada kelebihan, ada pula kelemahan yang harus disadari dan diminimalkan sehingga tidak menjadi hambatan bagi kerja nyatanya di masyarakat. Menurut saya kelemahan Jokowi antara lain:
1. Masih anggota partai, sehingga dapat memungkinkan dijadikan alat partai untuk keuntungan politik para kader lain.
2. Melanggar sumpahnya untuk menjadi gubernur selama 5 tahun.

Oleh: Ardiyanto Mulya (Staff div. inspira BP HMF ITB 2013/2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun