Mohon tunggu...
Insiatu Alfi Nafia
Insiatu Alfi Nafia Mohon Tunggu... Penulis - ❤

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Wabah dalam Kehidupan Multikultural

27 Maret 2020   10:06 Diperbarui: 27 Maret 2020   10:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, akhirnya Othe ,Maimuna dan warga lainnya pun melepas rindu dan saling bercerita. Karena menurut Othe selain pemerintah berupaya untuk pembangungan fisik di Ambon, seharusnya pemulihan jiwa masyarakat juga diperlukan sebab konflik antar agama tersebut masih membekas bagi mereka. Untunglah , para pemuda di Ambon membentuk suatu komunitas yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat khususnya anak kecil guna untuk meningkatkan rasa toleransi antarumat beragama, mereka sering mengadakan sosialisasi di tempat – tempat yang dirasa warganya minoritas dan terlalu fanatik. Selain itu, pemuda desa juga mengadakan kolaborasi musik antara Islam dan Kristen dengan tujuan supaya Ambon ini terlihat rukun dan hidup rukun dalam beragama.

Setelah itu, masyarakat mayoritas muslim berada di desa Batu Dalam, sedangkan yang mayoritas Kristen di Relokasi Kayu Tiga. Akan tetapi, setelah konflik tersebut telah lama usai, warga bebas berkunjung ke desa yang lainnya tanpa rasa takut seperti dulu lagi. Bahkan yang membuat saya paling kagum di akhir video ini ketika keluarga besar Maimunah datang ke rumah Othe ketika hari raya Othe, mereka dekat sekali ,layaknya saudara , padahal mereka itu berbeda agamanya.

Semenjak saat itu, setelah terjadi konflik terjadi,  agama bukanlah penghalang warga untuk saling tolong menolong, menjaga kebersamaan, berbuat kebaikan dan tetap menjalin silaturahmi, banyak nilai – nilai penting yang bisa diambil dari persaudaraan mereka, bahkan dari yang berbeda agama sekalipun bisa bekerja sama dalam hal hal positif . Lalu pertanyaannya, apakah masyarakat yang berbeda agama ini bisa bekerja sama dalam hal lain ? Termasuk yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di berbagai media social, yaitu tentang wabah virus Corona.

Virus corona ini sudah membuat seluruh dunia menjadi cemas, sebab penularan dari virus ini sangatlah cepat.  Sudah berapa ribu nyawa yang hilang akibat virus ini. Namun kita tidak perlu panik khususnya umat islam, karena salah satu upaya pencegahan dari virus ini adalah dengan rajin mencuci tangan, sedangkan umat islam sendiri dalam sehari berwudhu 5 kali untuk melaksanakan sholat, beruntunglah orang-orang yang senantiasa istiqomah melaksanakan sholat.

Selain itu, akibat adanya virus ini kita juga diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan diri, makanan , tempat dan bertemu dengan orang lain yang dianggap sudah terpapar virus ini. Selain itu kebijakan dari pemerintah juga wajib kita patuhi yaitu untuk tidak bepergian ke suatu daerah agar menghambat penyebaran virus ini. Dalam agama islampun sudah dijelaskan dalam hadist “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah memasukinya. Tapi jika terjadi wabah ditempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu” (HR.Bukhori)

Salah satu contoh yang bisa diambil dari adanya virus corona ini, ternyata kita mampu untuk memberikan bantuan dan diberikan bantuan. Sekarang China yang banyak memberikan bantuan untuk Indonesia, ini juga merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh orang yang berbeda. Sama dengan konflik yang terjadi di Ambon silam. Tidak semua yang buruk akan selamanya hasilnya juga buruk.

Dua contoh besar sudah dijelaskan konflik antar agama di Ambon yang mengasilkan persaudaraan yang semakin erat walaupun perbedaan agama dan adanya wabah virus corona yang menjadikan antara satu negara dengan negara yang lainnya saling tolong menolong dalam memberantas virus corona ini.

Inti dari uraian saya ini sebenarnya terdapat dalam surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bebangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui  lagi Maha Mengenal”. Perbedaan yang Allah ciptakan bukanlah untuk dijadikan sebagai konflik atau bahan ejekan, akan tetapi perbedaan itu akan indah bila dilihat dari sisi baiknya dan tidak mencari keburukan dari sesuatu yang berbeda dengan kita. Seperti kasus konflik Ambon dan virus corona ini bisa diambil sebagai pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yaitu seharusnya perbedaan bisa menjadikan kita lebih saling mengenal dan peduli.

Wallahu ‘alam bi showwab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun