Setelah terjadi kecelakaan, proses investigasi yang objektif dan menyeluruh harus dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang. Insinyur harus berkomitmen untuk belajar dari setiap kecelakaan dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan dalam desain, pemeliharaan, dan pengoperasian pesawat. Pembelajaran berkelanjutan dan peningkatan berkelanjutan merupakan bagian penting dari tanggung jawab etis seorang insinyur untuk memastikan keamanan dan keandalan sistem desain.
Sebagai kesimpulan, kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak menunjukkan pentingnya rekayasa dalam praktik teknik penerbangan. Insinyur memiliki tanggung jawab etis untuk memastikan bahwa pesawat dirancang, dirawat, dan dioperasikan dengan standar keselamatan yang tinggi. Evaluasi proses desain dan pengujian, pemeliharaan dan operasi, pelatihan dan kesadaran keselamatan, serta investigasi dan pembelajaran adalah aspek yang perlu dipertimbangkan saat menganalisis tanggung jawab etis para insinyur dalam kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Dengan belajar dari kejadian ini dan melakukan perubahan yang diperlukan, kami dapat memastikan bahwa para insinyur terus memenuhi tanggung jawab mereka dalam membangun dan memelihara sistem rekayasa yang aman dan andal bagi masyarakat dan industri penerbangan.
