Mohon tunggu...
Insan Setia Nugraha
Insan Setia Nugraha Mohon Tunggu... wiraswasta -

Full timer blogger. Author. Digital Campaign Strategic.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menengok Performa Menteri di Kawalmenteri.org

24 November 2014   13:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:00 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sebagai warga diuntungkan dengan demokrasi. Tanpa takut ancaman bedil dan bui kita bisa mengekspresikan opini, gagasan, bahkan evaluasi pribadi mengenai performa kerja pemerintahan.

Tapi konstitusi tak hanya menjamin hak warga negara untuk menyampaikannya saja. Bahkan membuat sendiri kanal penyaluran aspirasinya pun diperkenankan—tidak membatasi di institusi-institusi resmi yang dibuat oleh negara. Untuk yang terakhir, beberapa anak bangsa kita melakukannya di dunia maya. Setelah membidani kawalpemilu.org, mereka melanjutkan kesuksesannya dengan membuat kawalmenteri.org; sebuah platform digital yang dirancang untuk memfasilitasi para netizer menyampaikan pendapat dan penilainnya terhadap menteri juga lembaga kementeriannya.

Mulai ramai diberitakan sejak kemarin, 13 Nopember 2014, situs kawalmenteri telah menerima cukup banyak feedback dari netizer yang ditujukan baik kepada personal menteri mapupun pada lembaga kementeriannya. Dan kita melihat ada beberapa angka sentimen yang cukup menarik dan memang cukup berhasil merepresentasikan sentimen publik selama ini terhadap kabinet kerja Jokowi-JK.

Top Kementerian

Kementeriaan Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) yang digawangi oleh Puan Maharani menduduki peringkat pertama. Ini menarik! Saya duga, kenapa lembaga kementerian koordinasi yang dikomandoi oleh mantan ketua BAPPILU PDIP di Pilpres kemarin ini mendapat IKM (Index Kawal Menteri) tertinggi karena program “Tiga Kartu Sakti Jokowi” yang memang populis dan langsung menyasar ke grass root. Angka ini pun membuktikan hal lain: kritik elit politik (sebut saja Yusril-politisi PBB) terhadap program ini tidak sanggup menahan animo publik kepada program perlindungan sosial yang sekarang tengah direaliasikan oleh Kemenko PMK.

Berbeda dari algoritma penilaian index “rekam jejak” yang hanya berdasarkan pada komposisi perolehan Like dan Unlike di parameter “rekam jejak” nya saja , sistem penghitungan IKM ini lebih kompleks karena melibatkan perolehan Like dan Unlike di banyak parameter sekaligus: parameter “Prioritas”, “Hasil”, “Transparansi Anggaran” dan “Lembaga Kementerian”. Sederhananya, lembaga kementerian yang IKM nya paling tinggi adalah lembaga yang perolehan sentimen positif terhadap prioritas, hasil, transparansi anggaran, dan lembaga kementeriannya, paling tinggi.

Dan Puan pun berhasil membawa citra positif bagi lembaga kementeriannya. Setidaknya menurut IKM per saat ini (14 Nov sekitar jam 16:00 WIB).

Top Menteri

Menteri Teratas: Benar sekali prediksi saya! Pasti Ibu Susi yang duduk di peringkat ini. Menteri Kelautan dan Perikanan ini berhasil menyabet posisi bergengsi ini dengan begitu cepat. Saat ini Menteri yang sedang menjadi media darling ini memperoleh 213 Like dan hanya 2 Unlike.

Lagi-lagi, ini nyaris paralel dengan sentimen publik yang terekam di internet, baik dari pembicaraan sosial media maupun berita-berita online yang seolah haus akan pemberitaan menteri nyentrik ini. Angka ini pun berhasil menggambarkan pada kita bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas dan peka dalam mengevaluasi dan menentukan pilihan subjektif politiknya. Berbagai isu miring Bu Menteri terkait kehidupan pribadi dan domestiknya tak lantas membutakan mata publik dari prestasi-prestasinya selama ini.

Menteri Terbawah: Berbeda dengan peringkat teratas yang begitu mapan diduduki oleh Menteri Susi, posisi terbontot ini begitu dinamis dan hanya berkisar di menteri yang itu-itu saja. Saat ini Rini M Soemarno harus ikhlas mendapatkan posisi terbawah, disusul oleh Tjahjo Kumolo, Ferry Mursyidan Baldan, Saleh Husin dan seterusnya. Menteri BUMN, Rini Soemarno biasanya yang paling betah di posisi bungsu dan kerap bergiliran dengan Tjahjo Kumolo.

Perlu diketahui, bahwa penempatan “Top Menteri” ini bersifat parsial, hanya menggunakan parameter “Rekam Jejak” saja tanpa sama sekali terintervensi oleh perolehan sentimen di paramter lainnya. Tentu ini pasti akan sangat subjektif dan “untung-untungan” karena menteri yang cenderung tidak popular justru relatif aman karena tidak mendapat banyak vote dari pengunjung kawalmenteri. Berbeda dengan menteri yang popular, terlebih yang kontroversial.

Menteri Terpopular: Saat ini, menteri paling popular masih ada di Susi dan disusul oleh Puan. Kedua menteri ini mendapatkan akumulasi feedback paling banyak (Like, Unlike dan Comment). Dan yang paling dinamis adalah Puan Maharani. Sekali lagi, ini sangat merepresentasikan persepsi netizer akhir-akhir ini.

Sebuah Paradoks

Menarik mengamati dinamika sentimen di Kementerian PMK. Secara kelembagaan, kementerian ini menduduki peringat pertama namun ternyata tidak paralel terhadap Bos nya sendiri, Puan Maharani. Sentimen Puan Maharani di parameter “Track Record” sangat dinamis! Artinya tingkat pro-kontra terhadap rekam jejak mantan ketua fraksi PDIP ini sangat tinggi.

Ada beberapa argumen yang mungkin bisa mengurai paradoksal sentimen ini. Dan dari beberapa argumen penjelas, menurut pendapat saya pribadi selama mengikuti secara intens situs ini dua hari belakangan, saya berpendapat bahwa kondisi ini bisa terjadi karena para partisipator di situs kawalmenteri telah begitu sangat objektif dan rasional. Mereka memberikan vote berdasarkan objektifitas dan faktualitas. Kebanyakan mereka mungkin awalnya meragukan kapabilitas pribadi Puan Maharani dan mengekspresikannya dengan memberi vote Unlike di parameter “Rekam Jejak”; tapi pada saat yang bersamaan, mereka berani mengakui dan mengapresiasi kerja nyata Puan selama menjabat menko, dengan mengganjarnya melalui Like di parameter lain, seperti: “Prioritas”, “Hasil”, “Transparansi Anggaran”, dan “Lembaga Kementerian”.

Mungkin, justru Puan Maharani lah yang paling merasakan manuat dari kesaktian Tiga Kartu Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun