Kyai Hasyim Asy'ari sosok figur yang sangat produktif dalam dunia karya tulis, terbukti ditemukannya beberapa karya-karya beliau, banyak warisan dan jejak yang beliau tinggalkan namun tak sekedar ilmu saja melainkan amal sebagai pengabdiannya kepada umat sekaligus sebagai gerak jejak suri tauladan bagi santri, kader umat dan bangsa.Â
Karya beliau telah mampu melampaui sejarah pergolakan khazanah Islam klasik dan menggambarkan ciri khas karakter keberagamaan orang Nusantara khususnya Indonesia, beliau hadir sebagai figur yang dialogis dan mampu membaca kultur budaya dan agama berjalan secara sinergi.
Karya-karya ilmiah beliau tertuang dalam kitab:
1. Adab al-Alim wa al-Mutaallim
2. Rislah ahl al-Sunnah wa al-Jam'ah
3. Al-Tibyn
4. Al-Nr al-Mubn
5. Ziydah al-Talqt
6. Tanbihti al-Wjibt
7. Dlau al-Mishb
8. Awdlih al-Bayn
9. Irsyd al-Muminn
10. Al-Mansik al-Shughr
11. Rislah Jmi'ah al-Maqshid
12. Rislah Tusamm bi al-Jss f bayni ahkm al-Naqs
13. Rislah f jawzi al-Taqld
14. Al-Darar al-Muntatsirah
 15. Tamyz al-Haq min al-Bthil
16. Rislah f al-Aqid
17. Rislah f al-Tashawwufi
Kitab Rislah Jmi'ah al-Maqid sebagian dari karya ilmiah yang disusun oleh Kyai Hasyim Asy'ari, kitab ini hanya memiliki 38 halaman namun ulasannya begitu dalam syarat akan makna.
Kitab Rislah Jmi'ah al-Maqid secara harfiah bermakna ulasan yang menghimpun tentang tujuan-tujuan, diantaranya mengulas beberapa tema, pertama penjelasan tentang aqidah Islam, pokok-pokok hukum, kedua menguraikan tentang bersuci, ketiga menjelaskan perihal hukum sholat, keempat soal zakat, kelima soal puasa, keenam penjelasan haji dan umrah, ketujuh ditutup dengan uraian pokok-pokok jalan menuju tasawuf.
Gagasan Tasawuf Kyai Hasyim Asyari
Gagasan-gagasan tasawuf oleh kyai Hasyim Asyari tertuang dalam literatur kitab Rislah Jmi'ah al-Maqid, beliau menjelaskan tentang bagaimana cara menuju kepada Allah. Tak luput beliau memaparkan anjuran amalan khusus untuk dibaca diantaranya bacaan zikir, doa, dan beberapa bacaan do'a yang bersumber dari al-Qur'an untuk dilantunkan pada waktu pagi dan sore hari. Â
Dan tak kalah penting konsep yang ditawarkan Hasyim Asyari dalam kitab tersebut, ialah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan serta untuk selalu mencontoh nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, niat yang tulus tanpa pamrih dalam setiap rutinitas ritual ibadah kepada Allah, mengatur waktu dengan cara memperbanyak zikir, bersahabat dengan para alim ulama, serta meninggalkan diri dari sesuatu yang menghantarkan nafsu, demi menyelamatkan dari penyesalan dan kehancuran, mengapa demikian, karena dengan begitu manusia akan sampai pada puncaknya kenikmatan hakiki, perjumpaan ruh seorang hamba kepada Allah untuk mencapai ridhaNya.
Lanjut kyai Hasyim Asy'ari menguraikan proses dan tahapan-tahapan menuju puncak yang harus dilakukan oleh hambanya; Pertama, bertaubat dari hal-hal yang telah diharamkan dan dimakruhkan. Kedua, mencari ilmu pengetahuan sesuai kadar kebutuhan. Ketiga, tak meninggalkan praktik thaharah dalam arti ia selalu dalam kondisi suci dengan cara ia tak lepas dari wudlu.Â
Keempat, melaksanakan ritual ibadah wajib dan sunnah di awal waktu secara berjama'ah. Kelima, menjaga delapan rakaat sholat dluha dan enam rakaat antara mahgrib dan isya atau biasa dikenal dengan sholat awwabin/taubat. Keenam, menjalankan shalat malam. ketujuh, melakukan shalat witir. Kedelapan, melaksanakan puasa Senin dan Kamis serta puasa baidl selama tiga hari (disaat bulan purnama) dan pada hari-hari yang dimulyakan (rajab dan asyura'). Kesembilan, membaca al-Qur'an dengan hudlur (memaknai ayat demi ayat) dan tadabbur (merenungkan makna demi makna). Kesepuluh, memperbanyak bacaan istighfar serta membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW.
Ciputat, 22 Ramadhan 1440 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H