Demam piala eropa yg sedang berlangsung sekarang, nampaknya tidak mengenal status masyarakat. Masyarakat perkotaan maupun pedesaan tidak mau ketinggalan menyaksikan perhelatan 4 tahunan ini.
Bagi masyarakat kota mungkin tidak ada kendala menyaksikan pertandingan-pertandingan tersebut. Namun tdk semudah itu bagi masyarakat pedesaan yang tdk menangkap sinyal antena UHF.
Tempat saya dinas PTT kebetulan tdk bisa menangkap siaran UHF. Untuk menyaksikan televisi,warga disini biasa memasang antena parabola. Dan sialnya sewaktu ada acara-acara bola yangg sifatnya ekslusif seperti piala dunia atau euro, biasanya dilakukan pelacakan. Hal ini yang menjadi kekecewaan bagi masyarakat pedesaan.
Yang menarik disini, setiap ada pertandingan bola seperti euro atau piala dunia, beberapa hari sebelum kick off dimulai mereka hampir serempak memasang tv berbayar yang menawarkan siaran tsb. Dengan membayar 150rb mereka sudah dapat menikmati pemasangan sampai 2 bulan kedepan.
Acara nonton bareng pun banyak dilakukan dirumah-rumah yg mempunyai siaran bola. Tak ketinggalan petugas ronda juga ikut semangat begadang sampai pagi. Namun yang unik, setelah perhelatan selesai, mereka tidak memperpanjang pembayaran televisi tsb, mereka menunggu sampai petugasnya datang untuk mengambil kembali alat-alatnya.
Begitulah masyarakat kita, mereka rindu menyaksikan acara-acara yg berkualitas untuk sejenak melupakan beban hdupnya masing-masing.
[caption id="attachment_182139" align="alignleft" width="600" caption="loga euro 2012"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H