Mohon tunggu...
insan buana
insan buana Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Tantangan Terbuka bagi Kalian Semua

20 Januari 2018   11:09 Diperbarui: 20 Januari 2018   11:16 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar:rimanews.com)

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah dekat, semilir angin sudah mulai berhembus semakin kencang. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 ini menjadi ajang pemanasan bagi pertarungan Pilpres 2019, siapapun kepala daerah yang merebut piagam emas, akan turut membantu 'sponsor' nya di Pilpres 2019 sebagai politik balas budi. 

Unjuk kekuatan sudah dimulai secara langsung dan terang-terangan, para petarung yang menjelma menjadi calon-calon kepala daerah sudah mulai menginjak pedal gas kencang-kencang, memutar-mutar setir ke kiri dan ke kanan untuk menuju garis finish dan menjadi pemenang. Tugas para petarung ini tidaklah mudah, kendaraan mereka sudah dimiliki, yaitu kendaraan partai politik. Mampukah mereka membawa kendaraannya meraih kemenangan? 

Para Calon Kepala Daerah yang terhormat, dengan segala hormat pula kami sampaikan bahwa pertarungan yang Bapak - Ibu ikuti akan memiliki dampak yang sangat besar bagi masyaratkat. Kami melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kami tercerai-berai "hanya" gara-gara sebuah Pilkada di DKI Jakarta. Kami yang tercerai-berai bukan hanya yang tinggal di Jakarta, tapi hampir seluruh wilayah di Indonesia. 

Banyak sekali kami melihat sebuah pertarungan kecil di status facebook atau sebuah twit di twitter berakhir dengan saling menghina, menyinggung sesama kawan bahkan ada yang berujung ke perkelahian fisik di dunia nyata. 

Meme-meme yang beredar sudah tidak nyaman lagi kami lihat. Ahok, Ahok, Ahok, Anies, Anies, Anies, Jokowi, Jokowi, Prabowo, Prabowo, para calon Kepala Daerah dan para pendukungnya di caci maki habis-habisan, diserang secara personal, apapun yang dikatakan oleh mereka seolah hina dan laknat semua. Team Cyber kedua kubu semakin norak, memalukan, kalau boleh kami katakan lebih tegas : menjijikan. 

Menyebarkan opini dan buah pikiran, asal dapat dipertanggungjawabkan itu dilindungi oleh undang-undang, kami juga sering menulis unek-unek kami di berbagai media untuk menyuarakan kegelisahan yang terkadang kegelisahan kami untuk ditertawakan bersama atau terkadang untuk direnungi bersama atau malah untuk didebat bersama. Tidak ada masalah, selama bertanggung jawab. 

Pilkada DKI Jakarta terakhir menunjukan bahwa politik itu dapat menghalalkan segala cara, apapun, siapapun, dimanapun untuk memenangi pertarungan. Para ulama di adu-adukan, para tokoh di bully habis-habisan, masyarakat di kotak-kotakan, diajari dan dibiasakan saling bermusuhan, saling chokeslam. Padahal para king maker diatas sana mungkin saja sedang ngopi bareng sambil menertawakan grass root yang sedang berkelahi.

Bukti dari Pilkada DKI hanya sebuah jalan politik adalah partai pendukung Ahok dan partai pendukung Anies saling melebur di Pilkada serentak 2018 ini di daerah-daerah lain, biasa saja, tidak ada yang aneh dan spesial, tujuan partai-partai ini tentulah sebuah kemenangan, tidak ada satu tujuan yang abadi. 

Politik sangat cair, sangat fleksibel, tidak ada hitam atau putih. Yang paling dirugikan adalah kami yang sudah terlanjur terpecah-belah. Kawan-kawan kami yang menyenangkan tiba-tiba berubah menjadi ekstrimis dan menyerang secara norak yang tidak satu pandangan dengannya. Kawan-kawan kami yang lainnya jadi saling membenci dan saling menyindir tidak karuan. 

Para team cyber bayaran itu menggiring masyarakat di dunia maya mem-viral-kan hoax-hoax yang mereka ciptakan, tidak peduli apa implikasi besar setelahnya. Yang penting viral, capture, lapor, kasbon cair! Para content creator Hoax ini memang hidup dari hal-hal keji seperti itu, tidak lebih mulia dari para penipu mama minta pulsa, atau para penipu sms berhadiah silahkan cek di ATM. Mereka memiliki derajat yang sama, kriminal kacangan. 

Para calon Kepala Daerah yang kami cintai, berkampanyelah dengan integritas  yang tinggi, yakinkan kami dengan program bukan dengan hoax, beritahu kami visi-misi-implementasi kalian bukan dengan menginjak-injak lawan kalian, berikan kami kesejukan bukan dengan ancaman. Pleaseagak kreatif sedikitlah, kami bosan dengan kampanye-kampanye hitam hilir mudik di timeline, newsfeed dan group chat kami.

Para calon Kepala Daerah yang baik hatinya, jangan merendahkan diri kalian dengan memainkan isu SARA, baik kalian  berasal dari bagian masyarakat mayoritas ataupun minoritas. Sampai jasad tidak disolatkan, ataupun para ulama dan tokoh dibenci. Janganlah. Ijinkan kami berbisik lembut dua kata saja di telinga kalian yang diam-diam sudah merencanakan strategi kotor ini : caapee deeh.... 

Para calon Kepala Daerah yang budiman, masukilah arena pertarunganmu dengan gentle. Meskipun terdengar basa-basi, tapi ini bukan tentang sekedar bagaimana kalian memenangi pertarungan politik, tapi bagaimana CARA kalian memenangi pertarungan politik. Menang terhormat, kalah terhormat. Bukan Menang di-bully, kalah di bui. 

Dan terakhir, wahai kalian para netizen yang sembrono dan acak-acakan, c'mon man, biasa aja kali man, pertahankan keyakinan dan ideologi politik kalian, tapi sekali lagi : BIASA AJA KALI MAN. Politik adalah alat untuk mencapai tujuan, apa saja bisa dijadikan alat, termasuk kalian para netizen smartphone atau tongkrongan warnet. Jika sewaktu-waktu kalian menerima informasi apalagi meme, sebelum kalian ikut menyebarkan, carilah terlebih dahulu referensi lain dari sumber-sumber yang kredibel. Googling, sebelum share. Team cyber hitam memang tugasnya menyebarkan Hoax, biar saja team norak mereka bekerja, kita gak usah ikut-ikut. Selain ancaman pidana UU ITE juga janganlah mau kita dipecah-belah secara personal. Jangan mau peradaban kita terbawa mundur. Tetap sadar, tetap sober dan tetap berakal sehat. 

Akhir kata, surat ini kami nyatakan sebagai surat tantangan terbuka:

1. Bagi seluruh calon Kepala Daerah, kami menantang kalian, mampukah kalian berkampanye tanpa memecah belah kami? 

2. Bagi seluruh netizen pendukung garis keras Jokowi, Prabowo, Ahok, Anies, dan Calon Kepala Daerah 2018, kami menantang kalian, mampukah kalian sedikit relax? cmon, chill man. Pada mau kemana sih? Mau aja diadu-adu. 

3. Bagi seluruh netizen yang sudah lelah akan perpecahan, muak lihat saling sindir-nyinyir dan rindu kebersamaan atas hal-hal sederhana di timeline medsos kalian, ngopi yuk!

Terhubung dengan penulis

Twitter : insanbuana

Facebook : insan buana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun