Selama hampir dua bulan dilantik oleh Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta, ujian sesungguhnya Anies mulai dihadapi : Banjir.
Menurut Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko yang dilansir dari detik.com, penyebab utama Banjir di DKI Jakarta kali ini adalah Hujan Ekstrem yang yang disebabkan oleh adanya pertemuan massa udara dari barat, selatan, dan utara yang pertemuannya itu disekitar utara jawa.
Tentu masih segar dalam ingatan kita, pada masa kampanye, salah satunya dalam talkshow yang diselenggarakan oleh NET TV, Anies Baswedan mengungkapkan rencana penanganan banjir secara komprehensif dari hulu ke hilir. Dari hulu, Anies akan mengontrol volume air yang masuk ke jakarta dengan melakukan negosiasi secara persuasif kepada pemerintah provinsi jawa barat dan kabupaten bogor.Â
Dari hilir, Anies akan mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan massa untuk penanganan banjir dengan membangun sumur serapan, memastikan aliran air tidak terhambat dan memastikan muara air tidak terlalu banyak sedimentasi. Semua penanganan ini harus dijadikan sebuah gerakan massa, katanya. Anies mengatakan penanganan tersebut dengan penuh keyakinn.
Tentu bukan hal yang mudah saat Anies harus menjalani itu semua saat ini sebagai orang yang paling bertanggung jawab di DKI Jakarta saat ini, yaitu sebagai Gubernur, pertama-tama mengenai penanganan banjir dari hulu, pada tanggal 21 Oktober 2017, diwawancarai oleh kompas, Anies mengatakan perlunya tanggung jawab bersama atas penanganan banjir dengan provinsi jawa barat, namun sekaligus mengatakan bahwa dia tidak mau masuk ke wilayahnya pak gubernur jawa barat. Memang tidak perlu masuk pak anies, tapi negosiasi persuasif saja seperti rencana awal, tetapi ini mungkin saja hanya belum dilakukan karena baru beberapa hari dilantik. Masih Grogi, demam panggung. oke, skip.
Lalu penanganan banjir di Hilir, saat terjadinya Banjir saat ini, Anies menyatakan : Saya Bertanggung Jawab! (ya betul, saya, bukan tanggung jawab bersama, tanggung jawab kita, tanggung jawab pemerintah DKI, tapi SAYA)
Soal Tanggung Jawab, ini patut diapresiasi, koordinasi intensif, melakukan pemantauan dan pertemuan dengan seluruh jajaran terkait dengan segera juga patut diapresiasi. Namun, bagaimana dengan rencana gerakan massa yang sempat Anies rencanakan? Sudah menjadi rahasia publik bahwa masyarakat jakarta terpecah-pecah semenjak Pilkada yang dimenangkan oleh anies, tidak mudah untuk merangkul yang berseberangan, namun tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.
Banyak yang berkata bahwa anies pandai memainkan kata-kata dan kiasan, bahkan kubu yang bersebrangan menganggap anies lebih cocok jadi guru pelajaran bahasa Indonesia daripada Gubernur. Banyaknya kebijakan yang memerlukan dukungan masyarakat seharusnya membuat Anies menyadari bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan segera merangkul semua kubu dengan kepiawaiannya berbahasa yang membuat semua masyarakat bergetar hatinya dan segera bersatu, jangan dibiarkan jaraknya semakin hari semakin renggang. Ini memang masalah yang kompleks dan memiliki banyak dimensi, namun harus segera dimulai.Â
Sekali lagi, ini tidak mudah, mengingat pidato pertama guru bahasa indonesia, maaf maksud saya Gubernur Anies langsung membahas mengenai pribumi, jika lebih dalam lagi ditelusuri, siapakah pribumi yang anies maksud? Apakah berdasarkan kesukuan? Atau kah maksudnya menyerang etnis tionghoa? Atau yang pribumi seperti apa? Ini tidak dapat dijelaskan lebih lanjut dan menjauhi makna persatuan.
Semua Rencana Anies mengenai penanganan banjir di hilir sangat bagus, namun tentunya jika disitu memerlukan penanganan dari seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan, ada baiknya Anies mempersatukan mereka terlebih dahulu. Karena itu judul dari artikel ini adalah : Ujian Anies yang sesungguhnya, ini karena rencana penanganan banjir yang diungkapkan oleh anies membutuhkan rasa persatuan dan kebersamaan di masyarkat setelah sedemikian keras saling terhantam dan terpecah pada masa Pilkada.
Ingat ini bukan banjir, hanyalah volume air yang bertambah dan tidak terserap semua kedalam tanah dan saluran, mungkin begitu kalimat pembuka yang disiapkan anies menghadapai pertanyaan masyarakat/media mengenai banjir.