Mohon tunggu...
INS Saputra
INS Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Profesional IT, praktisi, pengamat.

Profesional IT, praktisi, pengamat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akhirnya Italia Juara Piala Eropa 2020

12 Juli 2021   15:04 Diperbarui: 13 Juli 2021   10:30 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bek Italia Giorgio Chiellini (tengah) mengangkat trofi Kejuaraan Eropa selama presentasi setelah Italia memenangkan pertandingan sepak bola final UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London (Sumber: kompas.com)

Sebelum babak semi final bergulir, penulis sempat menulis artikel yang berjudul Prediksi Juara Piala Eropa 2020. Menurut penulis, dari keempat tim yang masuk ke babak semi final, Denmark adalah tim yang paling berpeluang menjadi juara. 

Jika tidak Denmark, maka juaranya adalah Inggris atau tim yang mengalahkan Inggris di partai final. Prediksi ini tentu memiliki alasan. Seperti yang ditulis pada artikel sebelumnya bahwa setiap juara bertahan (juara pada turnamen Piala Eropa sebelumnya) selalu membawa misi mempertahankan "mahkota juara". Menurut statistik histori, "mahkota juara" hanya dapat berpindah tangan maksimum 3 kali.

Saat sebelum partai semi final Piala Eropa 2020 ini, "mahkota juara" sudah berpindah tangan sebanyak 2 kali (Portugal terpaksa menyerahkannya ke Jerman di babak fase group dan Jerman dengan berat hati menyerahkannya ke Inggris di babak 16 besar). 

Jika Denmark mampu mengalahkan Inggris di babak semi final maka "mahkota juara" otomatis pindah ke Denmark dan Denmark akan menjadi juara karena "mahkota juara" sudah berpindah tangan sebanyak 3 kali (batas maksimum). 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata Inggris mampu menyingkirkan tim Dinamit Denmark di laga semi final dengan skor 2-1 lewat perpanjangan waktu. 

Artinya, "mahkota juara" masih berpindah tangan sebanyak 2 kali dan Italia yang mengalahkan Spanyol di laga semi final lainnya berpeluang merebut "mahkota juara" dari Inggris. 

Faktanya, Italia akhirnya berhasil merampas "mahkota juara" dari Inggris di babak final melalui drama adu penalty yang menegangkan dengan skor akhir 3-2 (1-1) untuk kemenangan Gli Azzurri Italia. Kemenangan yang sulit diraih. Bagaimana tidak? Sempat tertinggal 0-1 sejak menit ke-2 dan baru menyamakan kedudukan di menit ke-67 serta sempat tertinggal 1-2 pada adu penalty setelah penendang keduanya Andrea Belotti gagal menyarangkan si kulit bulat (alih-alih bundar) ke gawang Inggris yang dijaga kiper Jordan Pickford, namun akhirnya Italia bisa meraih juara. Ya, juara kali kedua sejak meraihnya di tahun 1968 lalu. 

Adalah sang kiper muda usia 22 tahun Gianluigi Donnarumma yang menjadi pahlawan tim Italia setelah menggagalkan dua kali tendangan pemain Inggris (Jadon Sancho dan Bukayo Saka) dan satu kali mengenai tiang jauh (Marcus Rashford). Gianluigi Donnarumma pun akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen (the player of the tournament).

Kembali ke "mahkota juara", jika melihat sejarahnya, "mahkota juara" pindah tangan sebanyak 3 kali hanya terjadi pada tahun 1968 dan 2021 (Piala Eropa 1968 dan 2020). Menariknya, Italia selalu juara ketika "mahkota juara" berpindah 3 kali. 

Pada tahun 1968, Italia mengalahkan Yugoslavia 2-0 di babak final setelah Yugoslavia mengalahkan Inggris 1-0 di babak semi final dan Inggris mengalahkan Spanyol sang juara bertahan dengan aggregate 3-1 di babak "perempat final". Artinya "mahkota juara" pada Piala Eropa 1968 juga berpindah tangan sebanyak 3 kali.

Sebenarnya sampai berapa kali "mahkota juara" bisa berpindah tangan?

"Mahkota juara" bisa tidak berpindah tangan sama sekali dan ini terjadi saat Spanyol mampu mempertahankan "mahkota juara" pada tahun 2012, setelah meraihnya di tahun 2008 (bahkan meraih juara Piala Dunia tahun 2010, hat trick Spanyol yang luar biasa!).

Secara matematis, mengacu pada format Piala Eropa saat ini dengan 24 negara peserta yang terbagi dalam 6 group, maka peluang maksimum "mahkota juara" berpindah tangan bisa hingga 7 kali (di fase group bisa maksimum 3 kali, di babak 16 besar, 8 besar, semi final, final masing-masing 1 kali). 

Secara moderat, jika pada fase group diasumsikan hanya pindah  tangan 1 kali, maka peluang maksimum "mahkota juara" berpindah tangan adalah 5 kali. Sejak dimulainya ajang Piala Eropa tahun 1960 hingga Piala Eropa 2020 ini, jangankan berpindah tangan sampai 5 kali, pindah tangan 4 kali pun belum pernah.

Banyak yang mengatakan bahwa ini mungkin hanya suatu kebetulan semata. Boleh-boleh saja, namun sejarah tidak pernah bisa bohong. Kebetulan yang berlangsung selama 61 tahun dalam 16 kali turnamen bisa jadi bukan suatu kebetulan namun lebih merupakan suatu pola baku (setidaknya hingga saat ini) yang dapat digunakan untuk memprediksi siapa juara Piala Eropa berikutnya.

Untuk mengingatkan kembali, berikut penulis bagikan lagi rangkuman daftar juara, juara bertahan, tim negara yang mengalahkan juara bertahan (beserta skornya), serta berapa kali "mahkota juara" berpindah tangan :

1960 Juara Uni Soviet (sekarang Rusia) setelah mengalahkan Yugoslavia 2-1 (aet) ("mahkota juara" pertama dipegang Uni Soviet)

1964 Juara Spanyol, juara bertahan Uni Soviet. Uni Soviet kalah 1-2 dari Spanyol di babak final ("mahkota juara" pindah hanya sekali).

1968 Juara Italia, juara bertahan Spanyol. Spanyol kalah dari Inggris di play off  'perempat final' dengan aggregate 1-3, Inggris kalah 0-1 dari Yogoslavia di babak semi final, Yugoslavia kalah dari Italia 0-2 di babak final (reply) ("mahkota juara" pindah hingga tiga kali).

1972 Juara Jerman Barat (sekarang Jerman), juara bertahan Italia. Italia kalah dari Belgia di play off   'perempat final' dengan aggregate 1-2, Belgia kalah dari Jerman Barat 1-2 di babak semi final ("mahkota juara" pindah dua kali).

1976 Juara Cekoslowakia (sekarang Republik Ceko dan Republik Slowakia), juara bertahan Jerman Barat. Jerman Barat kalah dari Cekoslowakia 3-5 (2-2) lewat adu penalty di babak final ("mahkota juara" pindah hanya sekali).

1980 Juara Jerman Barat (sekarang Jerman), juara bertahan Cekoslowakia. Cekoslowakia kalah 0-1 dari Jerman Barat di fase Group 1 ("mahkota juara" pindah hanya sekali).

1984 Juara Perancis, juara bertahan Jerman Barat. Jerman Barat kalah 0-1 dari Spanyol di fase Group 2, Spanyol kalah 0-2 dari Prancis di final ("mahkota juara" pindah dua kali).

1988 Juara Belanda, juara bertahan Perancis. Perancis kalah 0-2 dari Uni Soviet di kualifikasi Group 3, Uni Soviet kalah 0-2 dari Belanda di babak final ("mahkota juara" pindah dua kali).

1992 Juara Denmark, juara bertahan Belanda. Belanda kalah dari Denmark 4-5 (2-2) lewat adu penalty di babak semi final ("mahkota juara" pindah hanya sekali).

1996 Juara Jerman, juara bertahan Denmark. Denmark kalah 0-3 dari Kroasia di fase Group D, Kroasia kalah dari Jerman 1-2 di babak perempat final ("mahkota juara" pindah dua kali).

2000 Juara Perancis, juara bertahan Jerman. Jerman kalah 0-3 dari Portugal di fase Group A, Portugal kalah dari Perancis 1-2 (aet) di babak semi final ("mahkota juara" pindah dua kali).

2004 Juara Yunani, juara bertahan Perancis. Perancis kalah 0-1 dari Yunani di babak perempat final ("mahkota juara" pindah hanya sekali).

2008 Juara Spanyol, juara bertahan Yunani. Yunani kalah 0-2 dari Swedia di fase Group D, Swedia kalah 1-2 dari Spanyol di fase Group D ("mahkota juara" pindah dua kali).

2012 Juara Spanyol, juara bertahan Spanyol. Tidak ada negara yang mampu mengalahkan Spanyol di Euro 2012 sehingga "mahkota juara" tetap untuk Spanyol ("mahkota juara" tidak pindah sama sekali).

2016 Juara Portugal, juara bertahan Spanyol. Spanyol kalah 1-2 dari Kroasia di fase Group D. Kroasia kalah 0-1 dari Portugal di babak 16 besar  ("mahkota juara" pindah dua kali).

2020 (in 2021) Juara Italia, juara bertahan Portugal. Portugal kalah 2-4 dari Jerman di fase Group F. Jerman kalah 0-2 dari Inggris di babak 16 besar. Inggris kalah dari Italia 2-3 (1-1) lewat adu penalty di babak final  ("mahkota juara" pindah tiga kali).

Siapakah yang akan menjadi juara di Piala Eropa 2024 nanti? Yang pasti juaranya harus mampu merebut "mahkota juara" dari Italia dan mampu mempertahankannya hingga babak final. Jerman kah? Inggris kah? Perancis kah?  Spanyol kah? Sepakat ya, kita tunggu 3 tahun lagi. Yang pasti, selama bola itu bulat (banyak yang bilang bundar), siapa pun bisa menjadi juara. Salam sehat selalu. (ins.saputra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun