Pada prinsipnya semua anggota fraksi DPR dan anggota kelompok DPD bisa menjadi Ketua MPR.
Namun mencari parpol atau kelompok yang paling layak dan berhak bukanlah perkara yang mudah, apalagi jika harus dipilih secara aklamasi.
Pemilihan Ketua MPR secara aklamasi sulit dilakukan karena untuk memilih Ketua MPR secara musyawarah/mufakat dibutuhkan seorang figur negarawan yang mampu merangkul semua kelompok atau golongan.
Kemungkinan terbesar pemilihan kursi Ketua MPR akan dilakukan melalui pemungutan suara dengan sistem paket. Masing-masing fraksi atau kelompok akan mengusulkan paket pimpinan MPR yang terdiri dari 1 orang ketua dan 7 orang wakil ketua untuk kemudian dilakukan pemungutan suara atau voting secara tertutup.
Kembali ke pertanyaan parpol atau kelompok manakah yang paling layak dan berhak menduduki kursi MPR-1?
Mengklaim dan merasa paling layak dan berhak menduduki kursi Ketua MPR sih boleh-boleh saja.
Namun akan lebih baik jika penentuan parpol atu kelompok yang paling layak dilakukan berdasarkan sebuah analisis yang argumentatif.
Sebuah analisis matriks keputusan (Decision Matrix Analysis) dapat membantu menentukan dan memutuskan parpol atau kelompok mana yang paling layak dan berhak menduduki kursi MPR-1.
Syaratnya hanya 3, yakni:
(a) menentukan faktor atau kriteria;
(b) menentukan bobot tiap-tiap kriteria;
(c) menentukan nilai parpol/kelompok berdasarkan kriteria tersebut.
A. Menentukan Faktor atau Kriteria
Kriteria bisa ditentukan secara objektif, namun bobot dan nilai bisa sangat subjektif. Untuk mengurangi subjektivitas, penentuan bobot dan penilaian dapat dilakukan melalui FGD (Forum Group Discussion).