Kurang lebih 24 jam yang lalu saya menulis artikel tentang Perancis yang berpeluang besar menjadi juara Piala Eropa 2016, bahkan saya tuliskan bahwa Perancis Juara sebelum Bertanding.
Kenapa saya yakin dan optimis bahwa juaranya adalah Perancis?
Setidaknya ada 2 (dua) alasan yang mendasari keoptimisan saya:
Pertama. Dalam dua kali gelaran piala bergengsi yakni Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia 1998 Perancis berhasil menjadi kampiun saat menjadi tuan rumah. Boleh dibilang Perancis adalah jago kandang apalagi julukannya adalah ayam jantan. Yah, ayam jantan yang jago kandang. Meskipun akhirnya tahun ini tidak terbukti.
Alasan kedua. Dari histori juara piala Eropa sejak tahun 1960 seperti yang saya tuliskan pada artikel sebelumnya, belum pernah ada perpindahan "mahkota juara" lebih dari 3 kali. Bahkan 3 kali pun hanya sekali saat Italia menjadi juara di tahun 1968. Sisanya perpindahan "mahkota juara" hanya 2 kali, 1 kali bahkan pernah tidak berpindah tangan sama sekali saat Spanyol juara di tahun 2012 dimana tahun 2008 mereka juga juara.
Lantas apakah di tahun 2016 ini perpindahan "mahkota juara" menjadi 4 kali seperti yang saya tuliskan di artikel saya sebelumnya (Spanyol menyerahkan "mahkota juara" ke Italia, Italia ke Jerman, Jerman ke Perancis dan Perancis ke Portugal).
Cukup lama juga saya berpikir apakah pola baku maksimum 3 kali penyerahan "mahkota juara" yang bertahan selama lebih dari 50 tahun akan terhenti di tahun ini?. Dalam pencarian itu akhirnya saya pun menemukan jawabannya bahwa untuk tahun ini "mahkota juara" hanya berpindah tangan 2 kali.
Loh kenapa?
Usut punya usut ternyata yang berhasil merampas "mahkota juara" dari juara bertahan Spanyol bukanlah Italia. Pada saat Italia menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar dengan skor 2-0, ternyata Spanyol sudah kehilangan "mahkota juara"-nya. Iya, Spanyol telah dipaksa menyerahkan "mahkota juara" mereka kepada timnas Kroasia saat Spanyol dikalahkan Kroasia dengan skor 1-2 di pertandingan terakhir fase group D. Itu artinya "mahkota juara" sempat dirampas oleh Kroasia untuk beberapa saat, yang artinya pula "mahkota juara" berpindah tangan 1 kali. Di laga berikutnya di babak 16 besar, Kroasia harus rela menyerahkan "mahkota juara" yang sempat dipegang selama 4 hari kepada Portugal karena Portugal berhasil mengalahkan Kroasia dengan skor 1-0 lewat perpanjangan waktu. Itu artinya "mahkota juara" sudah berpindah tangan ke Portugal dan perpindahan "mahkota juara" menjadi 2 kali.
Dengan berhasilnya Portugal menjadi juara setelah mengalahkan tuan rumah Perancis 1-0, maka Portugal berhasil menjaga "mahkota juara" agar tidak dirampas untuk ketiga kalinya oleh Perancis.
Berikut saya tuliskan kembali sejarah juara piala Eropa, juara bertahan dan berapa kali "mahkota juara" berpindah tangan:
1960 Juara Uni Soviet setelah mengalahkan Yugoslavia 2-1 lewat perpanjangan waktu. Karena ini penyelenggaraan yang pertama maka belum ada yang memegang "mahkota juara".
1964 Juara Spanyol, juara bertahan Uni Soviet. Uni Soviet kalah 1-2 dari Spanyol di Final. "Mahkota juara" berpindah tangan 1 kali.
1968 Juara Italia, juara bertahan Spanyol. Spanyol kalah dari Inggris di play off ‘perempat final’ dengan aggregat 1-3, Inggris kalah 0-1 dari Yogoslavia di semi final, Yugoslavia kalah dari Italia 0-2 di Final (reply). "Mahkota juara" berpindah tangan 3 kali (maksimum).
1972 Juara Jerman Barat, juara bertahan Italia. Italia kalah dari Belgia di play off ‘perempat final’ dengan aggregat 1-2, Belgia kalah dari Jerman Barat 1-2 di semi final. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
1976 Juara Cekoslowakia, juara bertahan Jerman Barat. Jerman Barat kalah dari Cekoslowakia 3-5 (2-2) lewat adu penalty di Final. "Mahkota juara" berpindah tangan 1 kali.
1980 Juara Jerman Barat, juara bertahan Cekoslowakia. Cekoslowakia kalah 0-1 dari Jerman Barat di fase Group 1. "mahkota juara" berpindah tangan 1 kali.
1984 Juara Perancis, juara bertahan Jerman Barat. Jerman Barat kalah 0-1 dari Spanyol di fase Group 2, Spanyol kalah 0-2 dari Prancis di Final. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
1988 Juara Belanda, juara bertahan Perancis. Perancis kalah 0-2 dari Uni Soviet di kualifikasi Group 3, Uni Soviet kalah 0-2 dari Belanda di Final. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
1992 Juara Denmark, juara bertahan Belanda. Belanda kalah dari Denmark 4-5 (2-2) lewat adu penalty di semi final. "Mahkota juara" berpindah tangan 1 kali.
1996 Juara Jerman, juara bertahan Denmark. Denmark kalah 0-3 dari Kroasia di fase Group D, Kroasia kalah dari Jerman 1-2 di perempat final. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
2000 Juara Perancis, juara bertahan Jerman. Jerman kalah 0-3 dari Portugal di fase Group A, Portugal kalah dari Perancis 1-2 lewat perpanjangan waktu di semi final. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
2004 Juara Yunani, juara bertahan Perancis. Perancis kalah 0-1 dari Yunani di perempat final. "mahkota juara" berpindah tangan 1 kali.
2008 Juara Spanyol, juara bertahan Yunani. Yunani kalah 0-2 dari Swedia di fase Group D, Swedia kalah 1-2 dari Spanyol di fase Group D. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
2012 Juara Spanyol, juara bertahan Spanyol. Tidak ada negara yang mampu mengalahkan Spanyol di Euro 2012 sehingga “mahkota juara” tetap dipegang oleh Spanyol. "Mahkota juara" tidak berpindah tangan sama sekali.
2016 Juara Portugal, juara bertahan Spanyol. Spanyol kalah 1-2 dari Kroasia di pertandingan terakhir fase Group D. Kroasia kalah 0-1 dari Portugal di babak 16 besar atau perdelapan final. Portugal juara setelah mengalahkan Perancis 1-0 lewat perpanjangan waktu. "Mahkota juara" berpindah tangan 2 kali.
2020 Juara ???????, juara bertahan Portugal.
Demikian tulisan saya ini sekaligus mengkoreksi tulisan sebelumnya di http://goo.gl/aAunkU. Mohon maaf atas kekurangtelitian penulis terkait negara yang berhasil merampas "mahkota juara" dari Spanyol di piala Eropa 2016 ini sehingga penulis menyimpulkan bahwa juara Piala Eropa 2016 adalah Perancis karena "mahkota juara" sudah berpindah tangan sebanyak 3 kali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI