Mohon tunggu...
INS Saputra
INS Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Profesional IT, praktisi, pengamat.

Profesional IT, praktisi, pengamat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menentukan Juara MotoGP

12 November 2015   09:17 Diperbarui: 12 November 2015   10:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kita ketahui bahwa gelaran Motorcycle Grand Prix (MotoGP) 2015 telah berakhir dan juaranya adalah Jorge Lorenzo.

Ya, JL99 telah menjadi juara dunia MotoGP 2015 meskipun menyisakan sekelumit kisah kontroversi. Pendukung Valentino Rossi menganggap Lorenzo juara karena dibantu oleh Marc Marquez, rekan senegaranya.

Di tiga seri balapan terakhir Rossi menuduh Marquez sengaja membantu Lorenzo untuk menjadi juara. Bahkan di seri terakhir di sirkit Ricardo Tormo Valencia, Rossi menyindir Marquez sebagai 'bodyguard' Lorenzo untuk meraih tangga juara.

FIM (Federation of International Motorcycling) sebagai otoritas tertinggi balap motor ini tidak menemukan bukti apa pun bahwa Marquez dengan sengaja membantu Lorenzo, kecuali tuduhan dari Rossi. Namun penggemar Rossi pasti melihat sebaliknya. Marquez yang secara matematis sudah tidak mungkin menjadi juara di tahun ini seharusnya membiarkan Rossi dan Lorenzo bersaing ketat untuk menjadi juara.

FIM seharusnya memetik pelajaran berharga dari kejadian ini. FIM bisa saja melakukan evaluasi dan rekalkulasi terhadap pemberian poin untuk menentukan juara dunia. Saat ini poin diberikan untuk pembalap yang finish di urutan 1-15 dengan poin berturut-turut 25,20,16,13,11,10,...,1. Juara dunia adalah pembalap dengan akumulasi poin terbanyak di akhir musim.

Karena poin hanya berdasarkan urutan pembalap yang mampu finish sampai urutan 15, maka bisa saja para pembalap saling bermain mata atau saling menjegal pembalap lain demi memuluskan rekannya menjadi juara seperti yang terjadi pada MotoGP tahun ini.

Untuk mengurangi kemungkinan kecurangan seperti ini, penulis menyarankan FIM mengevaluasi cara pemberian poin (point scoring system) yang tidak hanya berdasarkan satu aspek penilaian saja.

Saran penulis terkait pemberian poin untuk pembalap adalah:

  1. Pembalap yang finish di urutan 1-12 mendapatkan poin berturut-turut 15,12,10,9,8,...,1.
  2. Pembalap yang menempati posisi start 1-3 mendapatkan poin berturut-turut 5,3,2.
  3. Pembalap dengan posisi start 4-6 akan mendapatkan 2 poin jika dapat finish setidaknya 3 tingkat di atasnya. Pembalap dengan posisi start 7-10 akan mendapatkan 2 poin jika dapat finish setidaknya 5 tingkat di atasnya. Pembalap dengan posisi start 11-15 akan mendapatkan 2 poin jika dapat finish setidaknya 10 tingkat di atasnya. Pembalap dengan posisi start 16-akhir akan mendapatkan 2 poin jika dapat finish setidaknya 15 tingkat di atasnya.
  4. Pembalap yang selama balapan mencatat waktu lap terbaik (best laptime) mendapat tambahan 2 poin.
  5. Pembalap yang selama balapan mencatat top speed mendapat tambahan 1 poin.

Apakah kemudian tidak menjadi sulit cara menghitungnya? Kalau dihitung secara manual pastilah sulit. Namun dengan bantuan software point scoring system tentu semuanya menjadi mudah.

Jika FIM menginginkan eksistensi MotoGP tetap menarik tentu akan menerima perubahan (ke arah perbaikan) sebagai suatu keniscayaan. MotoGP bukan hanya sekedar tanyangan olah raga (sport show) melainkan telah menjadi sebuah tayangan hiburan (entertainment show) sehingga dapat menghasilkan banyak iklan (advertisement). Rasanya semua penggemar MotoGP akan senang jika tayangan MotoGP menjadi sebuah tayangan yang menarik, menghibur, kompetitif dan fair. Semoga (ins.saputra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun