Indra Dwi Suryanto mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan Rizal Justian mahasiswa jurusan Teknik Mesin dari Universitas Negeri Yogyakarta, menciptakan Alat Pembuat Gelembung Oksigen atau Aerator yang ramah lingkungan bertenaga hibrid untuk meningkatkan perekonomian petani tambak ikan, sumber tenaga untuk menghidupkan alat tersebut berasal dari Tenaga Angin yang dipadukan dengan tenaga Listrik.
Tambak ikan menjadi salah satu unggulan ekonomi masyarakat Indonesia karena Indonesia merupakan Negara Maritim, namun dalam pengoperasian pemeliharaan ikan budidaya mengalami kendala yaitu mahalnya pengoperasian dynamo/genset penghasil gelembung oksigen di tambak.
Pertanian tambak ikan sering kita jumpai bahwa penghasil gelembung oksigen sekarang menggunakan motor listrik atau genset sehingga energi yang digunakan dalam menjalankan alat tersebut yang sangat besar.
Dituturkan oleh Rizal pada hasil wawancara mereka terhadap petani tambak di Kabupaten Bantul bahwa penggunaan Aerator masih memberatkan petani tambak. “Menjalankan alat tersebut, mereka membutuhkan biaya sekitar Rp.70.000 jika menggunakan genset dan Rp.35.000 menggunakan motor listrik per-harinya untuk menghidupi tambak ikan seluas 100m2. Selain energi yang besar alat tersebut juga membutuhkan perawatan secara khusus dan menimbulkan polusi”.
Berdasarkan hal tersebut, dua mahasiswa berprestasi dari UNY ini terjun ke masyarakat untuk langsung berkontribusi menyelesaikan permasalahan. “Berdasarkan kondisi alamnya, wilayah pesisir memiliki sumber daya alam berupa Angin yang cukup kencang. Namun, angin tersebut jarang digunakan dan diperhatikan potensinya” terang Indra.
Karena itulah mereka tergerak hatinya untuk memanfaatkan sumber daya angin untuk dijadikan sumber energi alat mereka yang dinamakan REA: (Renewable Energy Aerator).
Memiliki Kendali Otomatis
Rizal mengatakan bahwa alat ini memiliki sensor. “Jika angin berkecepatan diatas 5m/s maka alat akan disuplai dari tenaga angin. Sedangkan jika angin berkisar dibawah 5m/s maka alat penghasil oksigen akan disuplai dari tenaga listrik. Jika alat sudah sesuai dengan setingan kita pada mikrokontroler ATmega maka alat ini bekerja dengan kendali otomatis dan siap digunakan”.
Dijelaskan oleh Indra bahwa alat ini sangat menghemat biaya, “Alat ini dalam pengoperasian pemeliharaan ikan hanya menggunakan energi sebanyak Rp. 10.000/hari sehingga satu bulan hanya menghabiskan Rp. 300.000 saja” tandasnya.
Membantu Petani Tambak
Widianto, petani tambak ikan asal desa Gadungsari kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul mengungkapkan bahwa kehadiran Pembuat Gelembung Oksigen berbasis Hibrid Energi sangat membantu bisnisnya.
“Mereka sangat inovatif dalam melihat potensi alam pesisir yang kaya akan angin. Teknologi ini sangat membantu kami para petani budidaya ikan dalam menghemat biaya listrik”.
Widianto menganggap, keberadaan mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat akan sangat membantu sekali, terutama yang bergerak pada bidang teknologi.
“Teknologi itu sangat membantu kita, apalagi jika mahasiswa mau turun langsung mengaplikasikan ilmunya untuk kesejahteraan masyarakat” tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H