Kesukaan anak-anak untuk diajak jalan-jalan tidak pernah terpisahkan dari kerinduan mereka untuk interaksi sosial | Ino Sigaze.
Pagi ini, ketika saya hendak pergi mengambil kayu bakar, saya bertemu dengan enam orang anak di pinggir jalan. Kami berbincang sejenak, dan mereka dengan penuh antusias bertanya ke mana saya akan pergi.Â
Ketika saya menyinggung bahwa saya akan berjalan ke sebuah tempat yang agak jauh, mereka tampak sangat senang mendengar hal itu dan ingin ikut.Â
Kegembiraan mereka membuat saya tertarik mendalami lebih jauh: mengapa anak-anak begitu suka diajak jalan-jalan? Dalam tulisan ini, saya mencoba menjawabnya berdasarkan pengalaman tadi dan pandangan para ahli.
Rasa Ingin Tahu yang Alami
Jean Piaget menjelaskan bahwa anak-anak berada pada tahap perkembangan kognitif di mana eksplorasi lingkungan menjadi cara utama mereka belajar.Â
Dalam tahap preoperational (usia 2-7 tahun), anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui pengalaman langsung dengan lingkungan.Â
Jalan-jalan menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperkaya skema mental mereka melalui berbagai rangsangan seperti melihat pemandangan baru, mendengar suara yang beragam, atau merasakan tekstur jalanan.Â
Piaget menekankan bahwa eksplorasi seperti ini adalah bagian dari cara anak-anak memahami dunia di sekitar mereka (Piaget, 1952, The Origins of Intelligence in Children, hal. 65-78).
Kesenangan yang Dihasilkan dari Aktivitas Fisik
Carol Dweck mengungkapkan bahwa aktivitas fisik, termasuk jalan-jalan, menghasilkan pelepasan endorfin, yaitu hormon kebahagiaan yang dapat meningkatkan suasana hati anak-anak.Â