Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kita Membutuhkan Escapism?

20 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:27 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Kita Membutuhkan Escapism? Foto: Ino Sigaze.

Mencari Keseimbangan

Agar escapism tetap memberikan manfaat, penting untuk menggunakannya sebagai bagian dari strategi pemulihan, bukan sekadar pengalihan. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga keseimbangan:

  1. Tetapkan Waktu: Tentukan batas waktu untuk aktivitas escapism, sehingga tidak mengganggu tanggung jawab utama.
  2. Pilih Aktivitas yang Bermakna: Pilihlah aktivitas yang benar-benar memberikan rasa tenang dan kebahagiaan, seperti meditasi atau berjalan di alam, mendengarkan instrumen yang shadu.
  3. Gunakan Sebagai Refleksi: Gunakan momen escapism untuk merenung dan mencari solusi, bukan hanya melarikan diri.
  4. Berbagi cerita dengan orang baru: Temukan orang baru dan kita bisa berbagi cerita kehidupan apa adanya.

Kesimpulan

Escapism adalah kebutuhan yang manusiawi, terutama di era modern yang penuh tekanan. Ia bisa menjadi sahabat yang membantu kita melewati masa-masa sulit, asalkan digunakan dengan bijaksana.

Seperti halnya istirahat yang diperlukan tubuh, escapism adalah jeda yang dibutuhkan jiwa. Namun, jangan lupa untuk selalu kembali ke realitas dengan semangat baru dan tekad yang lebih kuat.

Ketika hidup terasa berat, mungkin jawabannya bukan dengan berlari sejauh mungkin dari kenyataan, melainkan dengan memberikan diri sendiri ruang untuk bernapas dan memulihkan diri. 

Karena pada akhirnya, escapism hanyalah alat, sedangkan solusi sejati ada pada keberanian kita menghadapi kehidupan dengan segala kompleksitasnya.

Salam berbagi, Ino, 20 januari 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun