Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kita Membutuhkan Escapism?

20 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   17:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Kita Membutuhkan Escapism? Foto: Ino Sigaze.

Mengapa Kita Membutuhkan Escapism?

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology (Volume 104, 2013), dikemukakan bahwa escapism dapat membantu mengurangi beban kognitif dan emosional yang terlalu berat. 

Penelitian ini menyebutkan bahwa aktivitas yang sederhana, seperti mendengarkan musik atau berjalan-jalan di alam terbuka, dapat membantu otak untuk memulihkan diri dari kelelahan (Müdigkeit).

Bagi saya, momen escapism adalah ketika saya meluangkan waktu untuk menonton serial favorit di akhir pekan atau sekadar duduk di taman sambil membaca buku, menulis artikel dengan pilihan tema-tema kesukaan, menulis karya-karya imanjinatif dan pergi ke pantai untuk menikmati keindahan alam entah sekedar mendengar deru ombak dan banyak lagi sejenisnya. 

Aktivitas ini mungkin terlihat sederhana, tetapi memberikan dampak besar dalam menjaga kesehatan mental. 

Ia menjadi seperti oase di tengah padang pasir kehidupan yang kering. Ada energi baru yang saya dapatkan untuk kembali bersemangat pada tanggung jawab utama.

Ketika Escapism Berubah Menjadi Masalah

Namun, escapism tidak lepas dari risiko. Ketika digunakan sebagai alat untuk menghindari tanggung jawab atau menghadapi masalah, escapism justru dapat memperburuk keadaan. 

Misalnya, seseorang yang terus-menerus bermain game untuk menghindari stres pekerjaan bisa kehilangan produktivitas dan malah menambah masalah baru. Ia bisa saja semakin tidak peduli pada orang lain yang sermah atau sekomunitas dengannya.

Dr. Bren Brown dalam bukunya Daring Greatly (Penguin Random House, 2012, hlm. 133) menyebutkan bahwa "pelarian sesaat adalah wajar, tetapi penting untuk kembali ke realitas dengan cara yang sehat." 

Ia menekankan pentingnya kesadaran diri untuk mengenali kapan escapism berubah menjadi pola pelarian yang tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun