Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kita Membutuhkan Escapism?

20 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:27 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Kita Membutuhkan Escapism? Foto: Ino Sigaze.

 

Di tengah roda perjalanan kehidupan yang semakin lancar berputar, tidak terasa bahwa kejenuhan menghampiri begitu sunyi hingga orang semakin gemar mencari alternatif untuk lari dari prioritas utama | Ino Sigaze.

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita merasa terperangkap dalam rutinitas yang melelahkan. Tugas-tugas menumpuk, jadwal semakin padat, dan tubuh terasa lelah, baik secara fisik maupun mental. 

Di tengah kesibukan yang tak berkesudahan, muncul keinginan untuk sejenak melepaskan diri dari segala tekanan. Fenomena ini dikenal sebagai escapism, sebuah pelarian mental dan emosional yang sering kali dipandang sebagai cara untuk mencari jeda dari realitas yang melelahkan.

Sebagai seseorang yang menjalani hari-hari penuh dengan pekerjaan dan tanggung jawab, saya pernah merasakan kebutuhan mendesak untuk mencari ruang bernapas. 

Kesibukan sehari-hari membuat kepala terasa penuh dan sulit untuk fokus. Namun, benarkah escapism adalah solusi yang sehat? Atau, apakah ia hanya menjadi penunda yang membuat kita semakin jauh dari akar permasalahan?

Memahami Escapism

Menurut Dr. John D. Mayer, seorang psikolog dan penulis buku Personal Intelligence: The Power of Personality and How It Shapes Our Lives (Scientific American/Farrar, Straus and Giroux, 2014, hlm. 78), escapism adalah strategi psikologis di mana seseorang mencoba mengalihkan perhatian dari masalah atau tekanan dengan memfokuskan diri pada aktivitas yang menyenangkan atau berbeda. 

Escapism bisa berwujud berbagai hal, seperti menonton film, bermain game, bermain tiktok, menulis status di FB, membaca buku, atau bahkan berlibur ke tempat yang jauh.

Namun, Mayer juga mengingatkan bahwa escapism tidak selalu berdampak positif. "Ketika digunakan secara berlebihan, escapism dapat mengalihkan kita dari menghadapi masalah nyata," tulisnya. 

Di sisi lain, jika dilakukan dengan proporsi yang tepat, escapism bisa menjadi cara efektif untuk meredakan stres dan mengembalikan energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun