Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Hijau dan Tuntutan Teologi Penciptaan di Tengah Krisis Lingkungan

28 Oktober 2024   13:11 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilkada Hijau dan Tuntutan Teologi Penciptaan di Tengah Krisis Lingkungan | Foto: Ino Sigaze.

Masyarakat membutuhkan pemimpin yang memahami bahwa tanggung jawab menjaga air bersih adalah perwujudan kasih Tuhan bagi umat manusia.

4. Tambang Pasir
Proyek tambang pasir yang marak di daerah Ende, khususnya di Kecamatan Nangapanda, memperlihatkan bagaimana kerakusan manusia menggerogoti alam.

Tanpa peraturan yang tegas, sungai dan pesisir hancur demi keuntungan ekonomi jangka pendek. Jika kita memandang bumi sebagai milik Sang Pencipta, maka eksploitasi tanpa batas ini tak seharusnya dibiarkan.

Tambang pasir bukan sekadar masalah lingkungan; ini adalah masalah spiritual yang berkaitan dengan bagaimana kita menghormati ciptaan Tuhan.

Dalam perspektif teologi penciptaan, kampanye Pilkada bukan sekadar panggung politik, tetapi kesempatan bagi kita untuk memilih pemimpin yang memiliki hati bagi lingkungan. 

Kehidupan berpolitik kita bukanlah demi kekuasaan belaka, tetapi harus mencerminkan semangat pelayanan dan rasa hormat kepada bumi ini.

Maka, kepada setiap calon kepala daerah, mari menjadikan Pilkada Hijau sebagai panggilan iman, bukan sekadar janji kosong. 

Sebab, apa gunanya jabatan jika pada akhirnya bumi kita semakin hancur dan masa depan anak-anak kita terancam?

Salam berbagi, Ino, 28 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun