Hal ini menjadi gambaran konkret dari rusaknya ekosistem laut akibat ulah manusia.Â
Dalam perspektif teologi penciptaan, air adalah simbol kesucian dan kehidupan, yang harus kita jaga dengan penuh hormat.Â
Pesisir kota Ende, misalnya, menyimpan bukti lemahnya kesadaran ekologis, sebuah cerminan bahwa kita masih belum bertanggung jawab penuh terhadap warisan ciptaan Tuhan.
2. Polusi Udara
Kebakaran hutan yang terjadi hampir setiap tahun di wilayah NTT adalah bentuk ketidakpedulian yang menyedihkan terhadap udara, yang oleh Tuhan telah diciptakan untuk memberi kita napas kehidupan.Â
Sayangnya, belum banyak calon pemimpin yang bersuara tegas tentang pentingnya menjaga udara bersih ini, suatu bentuk penghormatan kita kepada Sang Pencipta.
Seharusnya kita tidak melihat polusi udara hanya sebagai masalah perkotaan, tetapi sebagai seruan mendesak untuk memperlakukan udara dengan cinta dan tanggung jawab.
3. Deforestasi
Deforestasi yang terjadi di berbagai wilayah NTT menunjukkan pergeseran sikap manusia yang hanya mementingkan kepentingan sementara, tanpa memikirkan kehancuran jangka panjang.Â
Dalam terang teologi penciptaan, pohon dan hutan merupakan perwujudan keagungan Tuhan yang harus dilestarikan.
Ironisnya, niat para calon kepala daerah untuk menghentikan deforestasi kian melemah, padahal, dalam upaya merawat hutan, kita menjaga anugerah Tuhan yang akan dinikmati oleh generasi mendatang.
3. Krisis Air Bersih
Air adalah salah satu simbol suci dalam banyak tradisi keagamaan, yang di NTT, seringkali sulit diakses oleh masyarakat.Â
Saat ini, semakin banyak mata air yang mengering, dan krisis air bersih menjadi ancaman serius.Â
Teologi penciptaan mengajarkan bahwa air adalah hak semua orang dan harus dilestarikan, bukan dimanfaatkan sembarangan.Â