Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bonding dan Detachment dalam Dinamika Kehidupan dan Dunia Kerja

21 September 2024   04:36 Diperbarui: 24 September 2024   11:12 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pembentukan ikatan dalam hubungan (bonding) perlu dimaknai secara bijak, terutama di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks. Demikian pula, detachment---atau pelepasan---dibutuhkan ketika keselamatan atau kesejahteraan menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan | Ino Sigaze

Dalam relasi antarmanusia, istilah bonding dan detachment menjadi bagian penting dari dinamika emosional. 

Bonding menggambarkan proses kedekatan emosional yang terjadi dalam berbagai hubungan, baik antara orang tua dan anak, teman, pasangan, maupun rekan kerja (Arbeitskollege). 

Pada dasarnya, bonding memiliki konotasi positif, karena melibatkan faktor-faktor penting bagi pertumbuhan dan kehidupan manusia. 

Kepercayaan, perasaan aman, dan kedekatan menjadi elemen kunci yang membuat seseorang merasa terhubung secara mendalam dengan orang lain.

Khusus dalam kehidupan keluarga, bonding dimulai sejak hubungan suami istri terbentuk, dan dilanjutkan ketika mereka menjadi orang tua. 

Proses komunikasi yang baik dalam hubungan orang tua bukan hanya mencerminkan kualitas bonding antara mereka, tetapi juga berdampak pada ikatan emosional dengan anak-anak mereka. 

Ada nasihat bijak yang sering terdengar, bahwa jika seorang ibu menginginkan anaknya berbakat dalam musik, maka selama mengandung, ia harus sering mendengarkan musik. 

Begitu pula, jika orang tua ingin anak-anak mereka memiliki komunikasi yang baik di masa depan, maka sejak dalam kandungan, mereka perlu menjaga relasi yang sehat dan harmonis.

Fase awal bonding terjadi dalam kandungan ibu, dan berlanjut ketika anak memasuki masa bayi. 

Namun, fase ini sering kali menghadapi tantangan besar, terutama dalam konteks kehidupan modern. 

Dunia kerja dan kesibukan sering kali menjadi penghalang utama bagi proses bonding yang ideal. 

Misalnya, di beberapa negara Eropa, lembaga penitipan anak menjadi pilihan umum bagi orang tua yang bekerja. 

Pada saat itulah, bonding bisa menjadi sulit dijaga, dan transisi ke detachment sering kali tidak dapat dihindari.

Anak-anak yang tumbuh dalam situasi ini mungkin merasa kehilangan kedekatan dengan orang tua mereka, terutama dengan sosok ayah. 

Hal ini mencerminkan sebuah garis logika sederhana: semakin mudah bagi orang tua menemukan alternatif untuk penitipan anak, semakin sulit bagi mereka mempertahankan ikatan emosional yang kuat dengan anak-anak mereka. Akibatnya, proses detachment lebih mudah terjadi seiring pertumbuhan anak.

Namun, penting untuk diingat bahwa faktor budaya juga berperan dalam menentukan seberapa positif proses bonding dan detachment. 

Dalam budaya Eropa, misalnya, bonding secara alami berubah seiring bertambahnya usia anak. Pada usia sekitar 17 tahun, anak-anak umumnya dianggap mandiri, dan kepercayaan orang tua terhadap anak-anak mereka semakin besar. 

Anak-anak diberikan kebebasan untuk mengatur hidup mereka sendiri. Ini sangat berbeda dengan budaya di Asia, di mana keterpisahan (detachment) pada usia yang sama sering kali dianggap sebagai hal yang negatif.

Di Indonesia, misalnya, anak yang terpisah dari orang tua pada usia remaja sering dianggap "hilang" dari keluarga. 

Meskipun demikian, detachment tidak selalu bermakna buruk. 

Dalam situasi tertentu, pemisahan antara orang tua dan anak bisa menjadi hal yang penting, misalnya ketika kesehatan atau keselamatan anak berada dalam risiko. 

Jika orang tua memiliki kondisi yang dapat membahayakan anak, detachment menjadi langkah yang bijaksana demi kebaikan bersama.

Pada akhirnya, baik bonding maupun detachment perlu dimaknai secara seimbang dan bijaksana, sesuai dengan konteks kehidupan yang sedang dihadapi. 

Keduanya adalah bagian integral dari dinamika hubungan yang sehat dan wajar.

Salam berbagi,
Ino Sigaze, 20 September 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun