Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tragedi di Butler, Ketika Kebebasan dan Kekerasan Politik Berbenturan

17 Juli 2024   12:13 Diperbarui: 19 Juli 2024   02:47 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump dikelilingi oleh Agen Dinas Rahasia AS setelah terjadi penembakan pada rapat umum kampanye, Minggu (14/7/2024) WIB. (AP PHOTO/EVAN VUCCI via Kompas.id)

Kisah-kisah itu menjadi bukti tentang tingkat ketidaknyamanan politik di Amerika. Politik telah dihubungkan dengan senjata dan taruhan nyawa. 

Tragedi di Butler, Ketika Kebebasan dan Kekerasan Politik Berbenturan | Foto: The dailyduardian.com
Tragedi di Butler, Ketika Kebebasan dan Kekerasan Politik Berbenturan | Foto: The dailyduardian.com

Lebih menakutkan lagi bahwa pemberontak terhadap model keramahan politik seperti itu datang dari generasi muda berusia sangat muda, 20 tahun. Kita berharap bahwa amarah pelaku pembunuhan Donald J. Trump tidak menjadi wakil dari simbol protes kaum muda umumnya di sana.

Saling sinis dan memberi angka-angka terhadap kinerja figur politik ternyata masih jauh lebih ramah daripada harus mengangkat senjata tanpa kata-kata. 

Refleksi dari wajah perpolitikan Indonesia tentu saja bisa menjadi model yang perlu dipelajari rakyat Amerika. Kaum muda Indonesia, saat menyaksikan aksi sinis dan saling menilai figur andalan mereka, hanya menangis dan mendoakan tanpa senjata. Mereka melepaskan rasa kecewa dengan cuitan di media sosial.

Keramahan politik harus dikampanyekan saat ini di mana saja. Karena keramahan politik itu akan menjunjung tinggi martabat manusia dan menekan teori konspirasi yang berujung pada saling tuding dengan benci serta amarah. 

Meskipun demikian, tantangan baru dunia kita dewasa ini tentu saja bahwa di era meme, X post, Truths, Threads, dan TikTok, introspeksi tidak akan pernah menjadi suasana yang dominan dan mengubah rencana serta tendensi kebencian manusia.

Sebagian media dipakai dengan model dua wajah: entah itu untuk mengungkapkan amarah mereka, atau wajah berikutnya tentu saja sebuah lelucon, komedi, dan tertawaan. 

Dunia editan yang semakin memperburuk suasana tentu saja sangat potensial. Tidak bisa dilupakan bahwa sebuah foto dari Donald J. Trump yang sedang mengepalkan tangan dan bendera Amerika berkibar di atas kepalanya menjadi ikon dalam sekejap.

Entah siapa yang tidak suka menyaksikan foto itu, tetapi transisi image terjadi begitu cepat; dalam sekejap telah beredar foto Donald J. Trump yang memiliki wajah berbeda dengan lelehan darah dari telinganya. 

Peluru yang merobek telinga Donald J. Trump seakan memberikan pesan misterius dari kalangan muda kepada Trump supaya belajar mendengarkan: coba dengar suara kaum muda yang sedang berpikir tentang Amerika.

Tentu saja dinamika pergulatan politik Amerika saat ini berada pada poros tegangan antara kekuatan demokrasi dan fasisme yang tumbuh dari kubu konservatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun