Sendiri di pantai saat pasang surut itu datang, di kelilingi air bagaikan yang tersisa dari yang pernah ada.
Berdiri di antara daratan dengan balutan rumput laut yang terhempas.
Laut itu luas. Gelombangnya datang dan pergi silih berganti tanpa berita.Â
Menggulung pergi onggokan sampah, tercermin dalam pasang surut rasa manusia.
Ada tumpukan batu-batuan di pesisir sana yang coba menahan biar surut tak perlu datang kapan saja
Pasang surut yang dirindukan sekian banyak orang di pesisir sana.
Pasang surut air di lautan yang memberi harapan dengan peluang mengais gurita, siput dan tripneutes gratilla.
Titipan pesan: jangan cepat menolak ketika pasang surut kehidupan itu tiba.
Bercerminlah pada lautan yang penuh dinamika merias wajahnya dengan aneka cerita tentang pasang surut di pantai pergulatan nyata.
Tak ada yang sia-sia sekalipun surut itu beriramakan suara-suara negatif tentangnya.
Semua yang terjadi, tak selamanya surut dan tak selamanya pasang.
Ada timbal balik dengan sisi-sisi yang berbeda. Sisi tersembunyi yang menanti sabar menemukan jawaban dalam yang tidak nyata.
Salam berbagi, Ino, 8 Juli 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H