Â
Dalam era digital, data adalah harta karun baru. Jaga identitasmu dengan waspada, karena di dunia maya, privasi adalah kekuatan dan warisan | Ino Sigaze.
Sejak mengalirnya alur kebebasan manusia untuk berkreasi, terlihat seperti ada letusan gunung berapi yang tidak bisa dihindari. Manusia itu sendiri harus waspada karena ada bahaya hawa panas dari letusan kebebasan tersebut.
Letusan kebebasan berkreasi saat ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Ada banyak kemudahan yang memungkinkan orang untuk merealisasikan fantasi dan imajinasinya.
Tak peduli ruang dan waktu, kapan dan di mana, orang bisa membangun jaringan komunikasi bebas dengan semua orang tanpa sekat pembatas kecuali satu hal: Anda harus memberikan data pribadi.
Data pribadi menempati posisi penting untuk menghubungkan manusia satu dengan lainnya dalam ranah dunia digital saat ini.
Tulisan ini mencoba menyoroti sekaligus menganalisis kenyataan letusan kebebasan manusia di satu sisi, dan kenyataan kecanggihan dunia digital yang sering tidak disadari dan pengaruhnya pada kehidupan manusia saat ini.
Identitas dan Pertanggungjawaban
Identitas dan pertanggungjawaban berada di antara jepitan letusan kebebasan di era digital saat ini. Manusia memang sedang berpikir dan menaruh harapan besar bahwa kebebasannya tidak perlu dirampas dengan tuntutan pemberian identitas.
Sayangnya, sebagian besar aplikasi yang ada selalu membutuhkan identitas pribadi.
Identitas pribadi itu berkaitan dengan data pribadi. Data pribadi itu sangat penting karena berkaitan dengan pertanggungjawaban, baik itu moral, maupun pertanggungjawaban yang akan dimanipulasi oleh pihak pembuat aplikasi.
Dunia memang sedang dirancang untuk mengubah apa yang tidak penting menjadi begitu penting hanya dengan membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengisi data pribadi, konfirmasi, dan membeli.
Hampir semua aplikasi yang menawarkan kepuasan imajinasi manusia saat ini memiliki kerangka logika yang sama: mereka akan meminta data pribadi melalui registrasi yang pernah dilakukan melalui akun Google, akun Facebook, Instagram, dan lain sebagainya.
Artinya, semua aplikasi membutuhkan pertanggungjawaban dan upaya manipulatif yang menarik manusia semakin jauh dan dalam untuk masuk ke dalam perangkap hidup yang ditawarkan oleh selera zaman ini.
Tantangan Aplikasi Peretas Kata Sandi
Kenyataan kemajuan teknologi saat ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Apa yang paling dirahasiakan sebenarnya tidak rahasia lagi bagi orang yang memiliki kemampuan lebih.
Orang merasa bahwa akunnya benar-benar rahasia hanya karena dia belum tahu bahwa orang lain tahu kode-kode rahasia yang dipasangkan dari waktu ke waktu.
Saat ini sedang beredar aplikasi bebas Wi-Fi. Melalui aplikasi itu siapa saja bisa melihat kata sandi Wi-Fi di sekitarnya bahkan sampai yang terjauh sekalipun.
Dengan cara itu sebenarnya tidak ada lagi yang dirahasiakan. Apakah inilah puncak dari transparansi? Persoalannya, hal seperti ini tentu saja tidak dikehendaki oleh pemilik Wi-Fi.
Logikanya: Jika kata sandinya saja sudah bisa dilihat oleh orang lain, maka sebenarnya orang bisa mencuri data pribadi dengan mudah.
Sangat mengejutkan bahwa di dalam aplikasi itu juga disediakan fitur untuk menyimpan rekaman kata sandi yang disembunyikan.
Kerinduan Akses Global
Fenomena itu bagi saya adalah suatu letusan baru dalam kancah kebebasan manusia. Letusan itu adalah kerinduan manusia untuk memiliki akses Wi-Fi global dan gratis.
Barangkali saatnya ada suatu kebijakan dari pemerintah, misalnya, dana wajib yang mesti dibayar oleh setiap penduduk Indonesia terkait dengan kebijakan internet global dan gratis.
Siapa saja bisa mengakses internet di mana saja dan semua orang punya tuntutan bayaran yang sama.
Aspek Keamanan Siber dan Privasi
Dalam lanskap kebebasan digital yang berkembang pesat, aspek keamanan siber dan privasi menjadi semakin penting. Ancaman seperti pencurian identitas, peretasan akun, dan penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terus meningkat.Â
Pengguna internet harus lebih waspada terhadap metode phishing, malware, dan serangan siber lainnya yang dapat merusak keamanan pribadi mereka.
Selain itu, penting bagi pemerintah dan perusahaan teknologi untuk bekerja sama dalam menciptakan kerangka kerja yang melindungi data pribadi pengguna.Â
Regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa adalah contoh baik tentang bagaimana data pribadi harus dilindungi. Kebijakan privasi yang kuat dan transparan diperlukan untuk memastikan bahwa data pengguna tidak disalahgunakan atau dijual tanpa izin.
Edukasi pengguna juga menjadi kunci dalam menjaga keamanan digital. Pengguna harus diberdayakan dengan pengetahuan tentang cara melindungi data mereka, menggunakan kata sandi yang kuat, serta mengenali tanda-tanda penipuan online.Â
Dengan demikian, kebebasan digital dapat dinikmati tanpa mengorbankan keamanan dan privasi pribadi.
***
Salam berbagi, Ino, 4 Juli 2024.