Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Metamorfosis Hati dari Momen Perjumpaan dengan Kupu-kupu

2 Juli 2024   07:08 Diperbarui: 4 Juli 2024   06:49 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metamorfosis Hati dari Momen Perjumpaan dengan Kupu-kupu | Foto: Ino Sigaze.

Dalam keheningan, kita belajar dari kupu-kupu bahwa metamorfosis hati adalah perjalanan menuju keindahan sejati. | Ino Sigaze.

Pagi yang cerah diterangi rona cahaya fajar dari timur, saya melangkah ke area Gua Maria Mageria hendak mematikan lampu-lampu di pelataran. Dari jarak tiga meter di belakang altar, terlihat di atas granit putih seekor kupu-kupu dengan corak warna yang unik dan memikat hati.

Ketika itu pula terpikirkan bahwa ini adalah pemandangan unik pagi ini, tanggal 2 Juli 2024. Kehadiran kupu-kupu yang indah memotivasi nalarku untuk menulis dengan imajinasi tentang jiwa yang rindu untuk dekat dengan Tuhan.

Jiwa yang haus selalu rindu berada di pelataran rumah-Nya yang kudus. Ada pertanyaan yang muncul saat itu: Apa artinya kehadiran kupu-kupu itu? 

Mengapa saya diberikan kesempatan untuk melihat kupu-kupu itu? Terpikirkan bahwa momen itu adalah kesempatan khusus bagi saya untuk menulisnya.

Menulis tentang kisah kupu-kupu yang bersujud di depan arca sang Bunda Suci Maria, dia yang berpribadi kontemplatif duduk mendengarkan di bawah kaki Yesus. 

Di manakah anak manusia yang kesukaannya sujud bersyukur? Terasa dalam hening beberapa menit saat menyimpan gambar kupu-kupu itu terbentuk gambaran dan refleksi tentang hidup yang mesti disyukuri setiap waktu.

Andaikan saja kupu-kupu itu tidak ditemukan di pelataran rumah doa itu, maka tentu saja tidak ada yang menuliskan tentangnya, apalagi merefleksikan momen hadirnya pada awal Juli 2024 itu.

Saya jadi ingat kisah di tahun 2023 lalu, saat berjalan santai di sungai Rhein Jerman, saya melihat seekor kupu-kupu yang terjerat dalam sarang laba-laba dan ia sedang memberontak untuk terbang dan melepaskan dirinya. 

Ia memberontak begitu kuat sampai-sampai ada jaringan laba-laba yang putus, namun saat itu ia tidak berdaya melepaskan dirinya sendiri.

Ada rasa iba datang dari hati saya yang melihat jerih perjuangannya, saya mencoba membuka belitan jaring laba-laba itu sehingga ia bisa terbang lepas melampaui sungai Rhein dengan keheningan aliran air saat itu.

Saya juga ingat seekor kupu-kupu yang menemani perjalanan pulang dalam ziarah pribadi di pegunungan Herzegowina, Medjogorje pada Juni 2023. 

Kupu-kupu itu begitu indah dan terbang silih berganti menemaniku dari puncak salib hingga di pesisir perkampungan waktu itu.

Ada apa dengan misteri kupu-kupu itu? Ada pesan tersembunyi di balik momen-momen itu?

Perjalanan Rohani dan Jaringan Kehidupan

Kehadiran kupu-kupu pada saat-saat tersebut mungkin membawa pesan tentang keindahan, transformasi, dan harapan. Seperti kupu-kupu yang bertransformasi dari kepompong, mungkin Tuhan mengingatkan kita akan perjalanan transformasi spiritual kita sendiri. 

Ketika kita merasa terjebak dalam "jaring" kehidupan, Dia hadir untuk melepaskan kita dan membimbing kita menuju kebebasan yang lebih besar.

Kupu-kupu yang terjerat dalam sarang laba-laba mungkin melambangkan perjuangan kita melawan dosa atau tantangan hidup. 

Bantuan yang kita terima dari orang lain, atau yang kita berikan, adalah simbol kasih sayang dan dukungan yang Tuhan berikan kepada kita melalui sesama.

Kupu-kupu yang menemani ziarah bisa dilihat sebagai tanda kehadiran Tuhan dalam perjalanan spiritual kita, mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah sendiri. 

Kehadiran mereka mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap momen yang diberikan, untuk melihat keindahan dalam setiap langkah perjalanan hidup kita, dan untuk terus berharap serta beriman bahwa Tuhan selalu bersama kita, membimbing dan memberkati setiap langkah kita.

Momen-momen sederhana ini, yang diisi dengan keindahan ciptaan Tuhan, membantu kita merenungkan betapa besar dan penuh kasihnya Tuhan dalam hidup kita. Mari kita terus membuka mata hati kita untuk melihat tanda-tanda kecil kasih Tuhan di sekitar kita setiap hari.

Gagasan tentang Metamorfosa Hati

Metamorfosis hati adalah sebuah proses transformasi yang indah dan mendalam, serupa dengan perubahan yang dialami oleh seekor kupu-kupu. 

Seperti halnya ulat yang harus melalui tahap kepompong sebelum berubah menjadi kupu-kupu yang indah, hati kita juga harus melalui proses pembaruan dan pemurnian untuk mencapai kedewasaan rohani.

Dalam perjalanan hidup ini, kita sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, penderitaan, dan kesulitan yang bisa diibaratkan sebagai "kepompong" kehidupan kita. 

Namun, melalui setiap pengalaman tersebut, Tuhan bekerja dalam hati kita, membentuk dan mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat dengan-Nya.

Proses metamorfosis hati ini mengajarkan kita untuk sabar dan percaya pada rencana Tuhan. Setiap kesulitan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk bertumbuh dan berubah, untuk meninggalkan "kepompong" dosa dan kelemahan kita, dan muncul sebagai "kupu-kupu" yang baru, penuh dengan kasih, iman, dan pengharapan.

Mari kita membuka hati kita untuk mengalami metamorfosis rohani ini. Dengan berdoa, merenung, dan menjalani hidup dengan iman, kita dapat mengalami transformasi yang sejati, menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mencerminkan kasih Tuhan.

Setiap momen yang kita alami, baik suka maupun duka, adalah bagian dari proses indah ini, membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan kepada tujuan akhir kita, yaitu kehidupan yang kekal bersama-Nya.

Salam berbagi, Ino, 2 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun