4. Gaji dan Penghargaan
Gaji dan penghargaan yang diberikan kepada pegawai di rumah jompo tergolong sangat besar. Pengalaman selama dua tahun bekerja di sana terasa sangat mencukupi. Meskipun saya hanya bisa bekerja setengah waktu (Halbe Stelle) karena kesibukan dan tugas belajar, untuk pekerjaan sebagai Seelsorge saya mendapatkan gaji sebesar 40 juta rupiah per bulan.
Angka ini sangat menyenangkan, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa besarnya gaji tersebut diimbangi dengan tuntutan pelayanan profesional yang sesuai dengan budaya Jerman.
Penghargaan lain yang saya dapatkan termasuk paket ongoing formation yang dibiayai dan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti kursus keterampilan khusus.
5. Tantangan Kemandirian dan Kerjasama Tim
Bekerja di rumah jompo di Jerman sangat membutuhkan kemampuan interdisipliner. Kita harus membuat perencanaan dan program-program baru yang menarik minat para jompo, yang harus disiapkan sendiri atau dengan tim yang kita bentuk sendiri.
Sebagai contoh, dalam pelayanan spiritual yang pernah saya lakukan, saya membuat flyer untuk menjelaskan jenis kegiatan dan membagikannya kepada semua anggota rumah jompo.
Kita harus mengumpulkan mereka dari bangunan berlantai enam ke lantai dasar untuk suatu acara yang kita siapkan, kemudian menjemput dan menghantar mereka kembali ke kamar masing-masing.
Memang ada tenaga pelayanan sosial (Sozialdienst), tetapi mereka memiliki program sendiri. Paling menyenangkan adalah ketika kita bisa bekerja sama dengan tim Sozialdienst itu.
Kemampuan bekerja sama sangat dibutuhkan dan memudahkan kita. Untuk bekerja di rumah jompo, setiap pekerja, entah apapun jabatannya, sangat dibutuhkan kemampuan untuk bernyanyi dan menari karena orang-orang jompo menyukai nyanyian dan tarian.
Refleksi atas Pelayanan di Rumah Jompo