Dalam pergumulan iman, manusia menemukan pelabuhan keselamatan. Di dalam lautan kehidupan yang tak pasti, hanya iman yang mampu menjadi pengemudi yang teguh. Menyisihkan segala keraguan dan bayang-bayang kegelapan, manusia melangkah menuju cahaya yang menghangatkan jiwa.Â
Gereja Kristen, sebuah perahu rohani di lautan dunia, menjelajahi samudera non-Yahudi, menerangi setiap tepian dan teluk dengan cahaya iman.Â
Dalam babak kedua Kisah Para Rasul, narasi mempersembahkan perjalanan luar biasa Paulus, pahlawan baru dalam panggung cerita. Saat nama Saulus tenggelam dalam bayangan, Paulus muncul, membawa berkat dan kebenaran.
Pada belantara Antiokhia, Paulus berpadu dengan Barnabas, sahabat dan mitra setia. Bersama, mereka meniti jejak ke Yerusalem, membawa harapan dan hadiah bagi jemaat yang haus akan kasih.Â
Dan bukan dari tanah suci itu perjalanan misionaris dimulai, melainkan dari Antiokhia yang telah tumbuh menjadi pusat keramaian rohani.Â
Di sana, umat Kristen, terdiri dari beragam etnis dan latar belakang, merasakan panggilan besar untuk membawa Injil ke seluruh penjuru.
Ayat pembuka tahun baru menyaksikan momentum yang gemilang, ketika firman Tuhan tumbuh subur dan menyebar bak bibit yang dirangkul oleh tanah subur.Â
Sebuah persembahan bagi yang haus akan kebenaran, semangat misionaris mekar dengan indahnya.
Melodi Kehidupan: Injil Menyapa Hati
Injil Yohanes, sebuah simfoni rohani, merangkum harmoni-harmoni esensial ajaran Yesus. Di antara nada dan irama, terdapat panggilan untuk melihat dan mempercayai, menyala dalam terang dan menari dalam gelap.Â
Hanya mereka yang menatap dengan mata iman yang murni dapat melihat keagungan dalam Yesus, bukan sekadar manusia luar biasa, melainkan Terang yang memancar dari Bapa.