Persaingan yang tidak sehat sangat mungkin dianggap lumrah, dan perundungan bisa menjadi cara yang dipakai untuk menghambat perkembangan akademik sesama teman.
Jika secara psikologis seseorang terganggu, maka dia tidak akan bisa fokus pada orientasi tujuan (ziel) yang dimilikinya. Dan jika keadaan ini tidak terdeteksi sejak dini, maka sudah pasti tanpa ada usaha untuk memasuki proses kuratif.
2. Landasan Moral dan Etika yang Tidak Mendalam
Perundungan dalam situasi apa pun dan untuk siapa pun sudah pasti tidak benar. Hukum di negara mana pun tidak membenarkan aksi perendahan dan pelecehan pribadi seseorang.
Pada prinsipnya, setiap orang secara naluriah tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak berkenan, mana yang pantas dan mana yang melanggar hak asasi manusia.
Nah, jika pengandaian tersebut benar, maka ada beberapa kemungkinan: Pertama, iklim kampus tentu saja tidak sehat karena lemahnya kepedulian pada nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, pelajaran tentang moral dan etika mungkin tidak berakar mendalam dalam hati setiap orang.
Untuk mengetahui alasan mengapa terjadi kedangkalan pemahaman itu, peneliti bisa mempelajari latar belakang pemahaman mereka tentang nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan.
Atau bisa saja karena landasan pemahaman keagamaan yang dangkal, sehingga mereka dapat memahami bahwa perundungan dapat dipahami sebagai hal yang diterima.
Formasi pendidikan nilai tentu saja menjadi sorotan penting untuk mengkaji lebih lanjut terkait fenomena perundungan yang tentu saja terjadi pada lembaga pendidikan kedokteran.
3. Lemahnya Pendidikan Nilai dari Rumah
Rumah dapat menjadi akar dari persoalan ini karena jika landasan pendidikan anak sudah kuat ditanamkan dari rumah oleh orang tua mereka, maka anak-anak akan dibesarkan dengan bekal penanaman nilai yang baik.
Kita tidak tahu dengan pasti latar belakang mahasiswa-mahasiswi kedokteran. Kemungkinan selalu ada bahwa tidak semua memiliki latar belakang yang baik dengan fondasi nilai yang kuat sejak dari rumah.
Kita tahu bahwa pendidikan di rumah tidak memiliki standar dan kurikulum; itu artinya, pendidikan informal itu akan berlangsung secara tidak teratur dalam keseharian di rumah.
Oleh karena sifat informal tersebut, maka di sana ada kepastian bahwa tidak ada target pencapaian nilai. Oleh karena itu, sangat mungkin bagi mereka yang merupakan pelaku perundungan berasal dari latar belakang penanaman nilai yang dangkal.