Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kritik dan Refleksi Atas Implementasi Kurikulum Merdeka

13 Maret 2024   05:46 Diperbarui: 13 Maret 2024   05:50 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kritik dan refleksi atas Implementasi Kurikulum Merdeka | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Kurikulum Merdeka tidak pernah menyebutkan secara rinci model-model kecerdasan yang penting bagi anak didik. Meskipun demikian, itu tidak berarti anak didik tidak berhak untuk memperoleh pelajaran tentang kecerdasan hati.

Itulah sisi positif dari Kurikulum Merdeka, membiarkan guru dan murid menentukan sendiri. Sayangnya bagaimana anak didik yang masih kecil harus menentukan sendiri hal penting dan mendalam.

Nah, dalam arti itu sebenarnya Kurikulum Merdeka tidak pernah menggantikan peran seorang guru yang kekinian dalam konsep dan cara berpikirnya.

Guru tetap menjalankan fungsi-fungsi yang mengarahkan, membimbing dan memotivasi anak didik. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka sebenarnya kurikulum yang terbuka pada eksplorasi baru yang adequate.

Eksplorasi baru dari Anak SMPN I Paga | Dokumentasi pribadi oleh Ino Sigaze.
Eksplorasi baru dari Anak SMPN I Paga | Dokumentasi pribadi oleh Ino Sigaze.

Kecukupan itu tentu saja harus disesuaikan dengan banyak hal yang terhubung pada situasi anak didik itu sendiri. Bagi guru yang tidak kreatif, Kurikulum Merdeka akan menjadi seperti sebuah sampul baru pada buku yang lama.

Artinya bahwa nama Kurikulum dan perangkat ajarnya yang terlihat baru, sedangkan semuanya adalah muatan dari kurikulum lama yang nir sisipan yang inovatif dan berkualitas.

Formasi Kecerdasan Hati

Formasi kecerdasan hati memang sangat penting sebagai satu ragam menu edukasi dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai contoh dari formasi kecerdasan hati dalam Kurikulum Merdeka ini ternyata sebagian besar sekolah-sekolah di Flores mengisi satu program tahunan (Prota) dengan kegiatan Retret.

Pengalaman kami yang bekerja di Rumah Retret, kegiatan Retret itu sangat penting dalam kerangka Kurikulum Merdeka. Dalam kegiatan Retret, anak didik masuk ke dalam suatu suasana baru yang memadukan antara keheningan, refleksi, meditasi, doa dan sukacita berkreasi dan proses mengenal diri.

Kurikulum Merdeka pada prinsipnya adalah bukanlah kurikulum dengan menu tunggal, tetapi lebih merupakan sajian terbuka dan kreatif dari pemasak dan juga peserta yang hadir sebagai pelaku pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun