6. Jadwal pembelajaran
7. Rincian minggu efektif
8. Kalender pendidikan
9. Panduan assesment (penilaian)
Dari 9 poin di atas yang penting disoroti yakni mengenai ATP dan CP. Tampak sekali bahwa ATP dan CP belum ditentukan secara nasional.Â
Artinya bahwa ATP dan CP diberikan kebebasan kepada pihak guru di setiap jenjang pendidikan. Terbukanya kemungkinan tentu saja punya sisi ganda.
Pertama, sisi independensi: Pada sisi ini guru memang punya kebebasan untuk menentukan sendiri alur tujuan pencapaian (ATP) dan capaian pembelajaran (CP). Konsekuensinya ATP dan CP itu hanya bisa seluas pemahaman yang dimiliki oleh guru-guru itu sendiri.
Bagi guru yang sungguh serius mengikuti perkembangan tuntutan dunia pendidikan, mereka akan dengan mudah mendesain ATP dan CP yang lebih progresif dan kekinian, sebaliknya bagi guru-guru yang jauh dari keterbatasan segala macam kemajuan, mereka hanya akan merasakan ATP dan CP yang tidak ada bedanya dengan kurikulum sebelumnya.
Kedua, sisi hilangnya pemerataan kemajuan cara berpikir. Oleh karena kebebasan untuk menentukan sendiri sebagai nafas dari Kurikulum Merdeka itu sendiri, maka sudah pasti akan ada perbedaan latar cara berpikir anak didik pada jenjang pendidikan yang sama.
Sorotan ini penting karena masih ada banyak sekolah yang jauh dari kemajuan dan kemungkinan-kemungkinan yang mudah seperti yang dialami oleh sebagian besar anak didik di pusat kota.
Eksplorasi Baru dalam Kurikulum Merdeka