Pada posisi seperti itu, mereka sebenarnya masih ragu-ragu dengan berbagai sorotan tim sukses. Keraguan itu muncul karena masyarakat punya pengalaman, dan sebagian orang mengalami bahwa mereka pernah dikecewakan.
Tentu saja momen paling penting dalam konteks kampanya dengan pola presentasi visi dan misi itu yakni pada saat caleg sendiri yang berbicara.
Dari momen sambutannya itulah masyarakat akan memperoleh kesan dan juga pesan tentang banyak hal. Entah itu bahwa caleg itu orangnya jujur, terbuka, dan berani memperjuangkan suara masyarakat, atau bahkan sebaliknya memberikan sinyal bahwa dia orang yang mencari aman sendiri, belum berpengalaman, dan retorika saja.
Dalam konteks Flores, kampanye dengan pola undangan dan presentasi visi dan misi itu tampaknya kurang efektif.Â
Logikanya adalah jika semakin umum perjumpaan dengan masyarakat di suatu tempat, maka semakin lemah pula komitmen kepedulian masyarakat pada caleg tertentu. Jika semakin tidak menyentuh wilayah kesusahan konkret masyarakat, maka semakin buruk kualitas kesetiaan mereka pada caleg tertentu.
Pola Kampanye dini dan senyap
Pola kampanye dengan gimmick yang unik ini sering lebih efektif. Pasalnya, para caleg itu sudah memahami psikologi masyarakat yang cenderung anti pada caleg yang rajin datang ke rumah masyarakat hanya karena musim pilkada sudah tiba.
Oleh karena beberapa caleg yang saya kenal mereka sudah mulai bekerja sejak tiga tahun sebelum pemilu itu berlangsung. Apakah cara itu efektif?
Kebanyakan mengakui bahwa pola pendekatan persoalan yang dilakukan secara dini dari jauh-jauh sebelumnya lebih menunjukkan tingkat efektivitasnya daripada pola pendekatan instan.
Akan tetapi tuntutan intensitas dari masyarakat itu saat ini sangat tinggi. Artinya bahwa pola pendekatan dari jauh hari itu memang baik, namun tidak boleh hanya sekali jalan.
Masyarakat saat ini sangat membutuhkan pertemuan intensif seorang caleg dan bahkan seorang dewan dengan detail sejarah perjuangan hidup mereka.