Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rindu Menantikan Hujan

12 Januari 2024   09:34 Diperbarui: 12 Januari 2024   09:56 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diam terpekur di depan kamar

Menunggu hujan datang, setelah dua minggu telah lewat. 

Petani-petani menangis dan bertanya, "mengapa belum datang hujan padahal kami sudah menanam." 

Hari-hari cuma sebatas gerimis, lalu kembali diterpa angin pengusir. 

Terlalu tega, rasamya alam ini menghukum petani kecil. Mereka menjerit dahaga masa depan. 

Semua semakin tidak pasti. Hujan semakin sulit terlihat, sedangkan air mata semakin mudah ditatap. 

Di panggung debat, air mata bisa datang, senyum puas dan sinis bisa keluar tanpa nalar. 

Herannya, hujan belum datang meski suara mereka sepanjang hari lontarkan tanya dan doa. 

Kapan kami dapat hujan dan semoga hujan bisa membasahi tanah. 

Kehausan  kami sama dengan kehausan akan seorang figur yang bisa membawa angin segar kemajuan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun