Benar bahwa ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Kabinet Indonesia Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi rupanya Rizal hanya menjabat selama 10 bulan.
Rizal memang seorang yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Jika Rizal tidak suka dengan pejabat lainnya, maka dengan berani ia tidak akan menyalaminya.
Salah satu pengalaman tersebut adalah ketika Rizal tidak menyalami Bapak Jusuf Kala. Bayangkan seorang Menteri yang tidak mau menyalami Wakil Presiden. (wartaekonomi.co.id) (26/11/2022).
Dari Rizal, kita bisa belajar untuk menghargai orang lain, meskipun pikiran dan gagasannya tidak selalu sejalan.
3. Rizal Ramli lupa bahwa pikiran negatif adalah penyakit yang mematikan.
Jika Rizal bicara, siapa yang tidak merasa terpancing? Simak saja video-videonya, "Korupsi era Jokowi lebih ganas dan brutal dari Orde Baru."
Rizal sangat blak-blakan dalam video tersebut, berbicara tentang pemberantasan KKN. Demikian kata Rizal, "Kaya kepala ikan; yang busuk itu dari kepalanya." (Tribunnews).
Blak-blakan tersebut sangat jelas menyudutkan Jokowi dan keluarganya. Bagaimana membuktikan dari ucapan Rizal? Namanya blak-blakan, bukan suatu opini yang dilengkapi dengan data-data.
Dalam hal ini, Rizal hanya menyemburkan emosi negatifnya ke publik dan pada akhirnya tidak direspons karena dianggap lebih sebagai ucapan spontan.
Rizal Ramli lupa bahwa gagasan yang disampaikan dengan baik dan santun akan mendapat tanggapan positif.
Kritikus sejati seharusnya mempertimbangkan beberapa hal ini:
Pertama, etika dan tata krama dalam berbicara tanpa menyudutkan pribadi seseorang.