Pendekatan yang dipakai untuk mengatasi KDRT tentu saja berbeda-beda di setiap daerah dan budaya. Oleh karena itu, mari kita lihat bagaimana pendekatan itu kultural yang pernah dilakukan.
KDRT itu sangat mengancam keutuhan hidup rumah tangga yang telah dikukuhkan dan disahkan melalui ritual keagamaan tertentu, maka proses penyelesaian KDRT perlu melibatkan orang-orang yang bisa dipercayai.
Orang-orang yang bisa dipercayai itu tentu saja mereka yang memiliki otoritas baik dari sisi keagamaan, maupun juga dari sisi adat.
Ancaman terkena hukuman adat bagi KDRT pasti akan mendatangkan efek jera yang positif. Hal ini karena secara adat, pihak pemangku adat memiliki kewenangan untuk menegur, menasihati, dan menarahkan masyarakat adatnya.
Upaya seperti rekonsiliasi dan pembaharuan hidup bisa dilakukan baik dalam konteks keagamaan maupun konteks sidang adat.
Komitmen hidup tanpa kekerasan akan menjadi bahan refleksi dan perenungan dalam konteks persiapan perkawinan.
Jadi secara pastoral, KDRT sudah bisa diantisipasi sejak dini melalui kursus perkawinan (ehevorbereitung). Momen persiapan perkawinan itu perlu menjadi kesempatan bagi agen pastoral untuk berbicara tentang dampak buruk dari KDRT.
Salam berbagi, Ino, 17 Desember 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H