Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Sinyal Tindakan KDRT di Era Digital dan Alternatif Solusinya

16 Desember 2023   20:59 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:36 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan yang dipakai untuk mengatasi KDRT tentu saja berbeda-beda di setiap daerah dan budaya. Oleh karena itu, mari kita lihat bagaimana pendekatan itu kultural yang pernah dilakukan.

KDRT itu sangat mengancam keutuhan hidup rumah tangga yang telah dikukuhkan dan disahkan melalui ritual keagamaan tertentu, maka proses penyelesaian KDRT perlu melibatkan orang-orang yang bisa dipercayai.

Orang-orang yang bisa dipercayai itu tentu saja mereka yang memiliki otoritas baik dari sisi keagamaan, maupun juga dari sisi adat.

Ancaman terkena hukuman adat bagi KDRT pasti akan mendatangkan efek jera yang positif. Hal ini karena secara adat, pihak pemangku adat memiliki kewenangan untuk menegur, menasihati, dan menarahkan masyarakat adatnya.

Upaya seperti rekonsiliasi dan pembaharuan hidup bisa dilakukan baik dalam konteks keagamaan maupun konteks sidang adat.

Komitmen hidup tanpa kekerasan akan menjadi bahan refleksi dan perenungan dalam konteks persiapan perkawinan.

Jadi secara pastoral, KDRT sudah bisa diantisipasi sejak dini melalui kursus perkawinan (ehevorbereitung). Momen persiapan perkawinan itu perlu menjadi kesempatan bagi agen pastoral untuk berbicara tentang dampak buruk dari KDRT.

Salam berbagi, Ino, 17 Desember 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun