Ketahui sinyal KDRT, kenali era digital, dan temukan solusi alternatif untuk membawa cahaya harmoni rumah tangga | Ino Sigaze.
Sorotan tema tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mencuat ke permukaan media dengan sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab bersama.
KDRT bukan lagi fenomena baru, hanya cara publik menanggapi persoalan tersebut dalam konteks kemajuan teknologi media sosial saat ini terasa lebih menggelitik.
Bagaimanapun, media sosial bisa menjadi sangat potensial sebagai elemen yang memengaruhi KDRT dan juga memungkinkan orang mengenal sinyal tindakan KDRT.
Tidak heran lagi bahwa zaman ini, media sosial menjadi wadah curahan hati, kekecewaan, dan segala persoalan, bahkan segala hal yang privat pun ditumpahkan pada medsos.
Tulisan ini mencoba membahas bagaimana orang mengenal sinyal tindakan KDRT dan solusi alternatif yang perlu ditempuh. Ada beberapa cara mengenal sinyal tindakan KDRT:
1. Sinyal KDRT dikenal melalui wajah anak
Publik Indonesia tentu saja mengenal film NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini). Bumbu konflik dalam keluarga bisa dikenal dari reaksi fisik yang muncul pada anak-anak.
Setiap konflik yang terjadi selalu meninggalkan jejak ingatan yang kuat pada setiap anak, bahkan pada saat-saat itu ingatan itu datang kembali seperti suatu pengulangan yang tidak bisa dihindari.
Setiap pengulangan kenangan konflik itu secara langsung memengaruhi anak secara psikologis. Sinyal yang langsung ditangkap oleh setiap orang yang mengamati topik KDRT tentu saja pada anak-anak yang terlihat tidak fokus pada apa yang sedang dibicarakan.
Konsentrasi pikiran mereka akan disedot kepada ingatan (erinnerung) konfliknya, dan hal itu selalu memeras energi ingatan seseorang.