Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Transformasi Makna Hidup: Kisah Inspiratif dari Akar Kayu Kesambi

26 November 2023   14:17 Diperbarui: 26 November 2023   19:05 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akar kesambi mengajarkan kita tentang kekuatan untuk tumbuh dan dalam setiap proses pertumbuhan itu ada transformasi makna yang dibentuk dari perjumpaan dengan yang berbeda | Ino Sigaze.

Di samping rumah tua itu terlihat pohon Kesambi yang sudah mati. Pohon Kesambi dikenal sebagai pohon yang kuat dan mampu bertahan hidup pada iklim tropis.

Meskipun musim panas mencapai puncaknya 35 derajat Celsius, pohon kesambi tetap hidup dan menyebarkan aura sejuk di bawah rindangannya.

Namun, kali ini saya menemukan pohon kesambi yang sudah mati dan tersisa batang pohon serta sebagian akar yang sudah kering. Akarnya memang tidak berbentuk.

Saya mencoba memotong akarnya agar terpisah dari batang yang sudah kering itu. 

Batang akarnya terasa sangat keras, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memotongnya.

Oleh karena itu, sejak sebulan yang lalu, saya berusaha sedikit demi sedikit memotong akar itu. Beberapa minggu yang lalu, akar tersebut berhasil diputus dan saya membawanya.

Entah mengapa, pikiran saya tiba-tiba terfokus pada akar sebagai bahan dekorasi di depan kamar. Saya membawa akar tersebut dan menempatkannya di depan kamar saya.

Saya mencoba menempatkannya bersama beberapa bunga, seperti Polyscias scutellaria, Bougainvillea, dan bunga Kamboja. Tentu saja, keindahan selalu relatif.

Di mata saya, perpaduan akar kesambi dan bunga-bunga tersebut menjadi satu kesatuan yang indah. 

Suatu saat, saya mencoba menempatkannya dekat dengan bunga, namun kemudian datang seorang tamu yang melihatnya dan merasa bahwa akar tersebut tidak seharusnya berada di sana.

Ibu itu memindahkan akar tersebut dan meletakkannya di tempat lain, dekat dengan tembok. 

Saya melihat dari dalam kamar dan merasa heran, mengapa ibu itu memindahkannya?

Ternyata, objek yang berbeda dapat membuat konsep manusia tentang hubungan antar objek yang ada dan ditempatkan dalam ruang yang sama menjadi berbeda.

Beberapa hal yang saya pahami adalah: Pertama, keindahan merupakan hasil dari perpaduan unsur yang berbeda. 

Kedua, keindahan yang diartikan seseorang dapat dipahami secara berbeda oleh orang lain. 

Ketiga, kesalahpahaman terjadi jika kita tidak memiliki konsep dasar yang dipahami oleh orang lain.

Dari pengalaman mengelola akar Kesambi yang bentuknya tidak beraturan itu, saya terinspirasi untuk menulis dan merefleksikannya.

Ternyata, akar kesambi itu sebenarnya tidak menarik jika hanya dibiarkan kaku di samping rumah tua; sebaliknya, akar itu mendapatkan makna baru ketika ditempatkan pada tempat tertentu yang berpadu dengan unsur lainnya.

Cerita ini mengajarkan beberapa hal:

1. Dunia dan realitas ciptaan ini akan diartikan secara menarik jika orang dapat menulis dan membaca tentang keadaan kaku itu dengan dimensi transformasi makna, baik dari profan ke spiritual maupun dari profan ke estetika.

2. Dunia dan realitas ciptaan ini adalah objek dari literasi kehidupan. Orang dapat memahami makna kehidupan ini dari akar kayu.

3. Hidup manusia dalam arti tertentu mirip dengan akar kayu Kesambi. 

Dia hanya akan menjadi lebih berarti jika diangkat dan dipindahkan ke tempat lain, terutama jika diberi definisi dan predikat tertentu.

4. Kekuatan literasi terletak pada diksi sesuai dengan cara pandang tertentu sebagai pemberi makna.

Saya sendiri tidak pernah menduga bahwa dari akar kayu Kesambi di depan kamar yang ditempatkan bersama bunga-bunga hidup, suatu waktu akan menjadi satu gagasan tentang hidup.

Hidup akan menjadi indah ketika kita dapat menerima kumpulan yang terbuang, seperti akar kayu Kesambi, dan melihat hubungan harmonis antara yang berbeda dalam ruang dan perspektif yang sama.

Salam berbagi, Ino, 26 November 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun