Media sosial saat ini semakin menarik perhatian, dengan banyak postingan dan konten yang menunjukkan Paslon dalam berbagai situasi.
Paslon yang sudah berusia berusaha untuk terlihat seperti orang muda dengan gaya yang menarik. Memang, mereka dapat menciptakan gimmick yang menarik.
Namun, perlu diingat bahwa keaslian dari gimmick ini harus tetap terjaga dan tidak boleh memberikan kesan bahwa gimmick tersebut hanya muncul selama pemilu.
Sebagian Paslon menunjukkan diri mereka menari dan menyanyi dengan rileks dan santai, meskipun sebelumnya tidak pernah memiliki kemampuan ini.
Gimmick semacam ini mungkin terlalu sederhana untuk menarik perhatian pemilih muda Indonesia. Pemilih muda tidak hanya melihat tindakan fisik Paslon, melainkan juga perlu memandang visi dan masa depan yang mereka tawarkan.
Oleh karena itu, Paslon perlu memahami orientasi dan sikap politik pemilih muda. Pemilih muda bukanlah orang yang hanya suka melihat penampilan fisik, tetapi juga mencari pemimpin yang memiliki visi dan komitmen nyata.
Bagi Paslon yang tidak mampu menghubungkan orientasi dan sikap politik pemilih muda dengan gimmick yang tepat, mereka akan kehilangan dukungan pemilih muda.
Bagi pemilih muda, isu kesejahteraan adalah masalah yang mendesak dan mereka membutuhkannya sekarang. Jadi, bukan janji-janji politik yang hanya bersifat prokrastinatif dan tidak bisa direalisasikan.Â
Gimmick yang tidak tulus akan merusak citra Paslon di masa depan. Oleh karena itu, Paslon perlu menunjukkan gimmick yang menarik, bisa diwujudkan, atau bahkan telah diimplementasikan dalam karya mereka.
Salam berbagi, Ino, 26 Oktober 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H