Senja itu pergi tanpa membawa apa-apa dan ia hanya meninggalkan seberkas cahaya untuk disimpan oleh siapa saja.Â
Z adalah eksistensi perpisahan sang senja. Senja itu pergi meninggalkan pelaut dan orang-orang yang mendokumentasikan wajahnya.
Apakah Z itu semata-mata sebuah zero atau sebuah kehampaan karena penyangkalan diri alam yang paling mendasar?Â
Saya serahkan kepada para penafsir untuk mengatakannya dari hati mereka. Sama seperti senja tidak pernah memaksa, demikian pula penafsir memiliki kebebasan untuk mengatakan apa yang senja dalam bingkai perpaduan sore itu.
Z bisa saja merupakan zona nyaman atau 'comfort zone'. Ya, zona nyaman yang dirasakan oleh dua pria setengah baya ketika mereka bisa kembali dari tengah laut untuk bertemu dengan keluarga mereka.
Zona nyaman bagi ibu dan anak-anak yang sedang melihat ayah mereka telah kembali. Zona nyaman karena keyakinan bahwa ayah pasti membawa berkat dari laut.
Zona nyaman diperlukan oleh semua orang.Â
Saya pernah mengatakan dalam hati saya sendiri bahwa zona nyaman itu adalah bagian dari hidup saya ketika saya berada di pantai itu dan menyaksikan semua yang terjadi dalam bingkai perspektif yang terbuka pada saat itu.
Bisa saja zona nyaman itu terjadi ketika orang dapat melihat perpaduan harmonis dari yang berbeda.Â
Ibarat daun kelapa, perahu, dan senja itu berada dalam satu bingkai gambar tanpa meninggalkan kata-kata yang jelas.
Eksotis dan Konsep perpaduan yang Bebeda