Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Polemik Usia dan Politik Dinasti: Perdebatan Seputar Capres-Cawapres 2024

13 Oktober 2023   04:15 Diperbarui: 13 Oktober 2023   04:41 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak nabi yang mengatakan "aku masih muda," tetapi kepemimpinan itu bukan semata-mata panggilan manusiawi tetapi juga amanah dari Tuhan.

Tuhan memberikan amanah tentu saja pada orang yang tepat dan bukan karena faktor usianya. 

Negeri ini akan ricuh dan riuh jika ada pasangan yang harus disingkirkan dari panggung suksesi hanya karena usia masih terlalu muda dan sudah terlalu tua.

2. Usia "masih terlalu muda" dan "sudah terlalu tua" itu relatif dan tidak sebanding dengan Kebijaksanaan dan Amanah dari Tuhan.

Faktor kematangan, sebagaimana yang disoroti oleh Bivitri Susanti yang berfungsi untuk mengelola intelligensi dalam pengambilan kebijakan, tentu saja alasan lain yang patut dipertimbangkan.

Kita punya masa lalu dengan kehadiran figur-figur politik yang tua dan bisa saja dalam kriteria saat ini tidak bisa lolos seleksi, namun karena kekuatan pendukungnya yang banyak, maka tidak seorangpun pada saat itu bicara.

Sebaliknya, jika kita terlalu meragukan orang muda, maka kapan harapan bangsa ini akan tercapai. Dalam banyak kesempatan kita telah bicara bahwa generasi muda, pemimpin milenial pada merekalah andalan bangsa kita.

Nah, ketika orang-orang muda kita mulai tampil ke publik, kita saat ini mulai bicara tentang batasan usia. Fenomena ini bisa saja dilihat sebaliknya. Ya, sebenarnya kematangan manusia dalam pengambil kebijakan yang mestinya perlu dikritisi.

Maksud saya bahwa kita tidak bisa membuat peraturan perundangan yang baru hanya untuk mencegah implementasi kaum milenial ke dalam politik.

Di sinilah ditemukan sebuah dilema baru di tanah air ini ternyata generasi muda harapan bangsa itu hanya sebatas polemik dan ilusi saja dan tidak akan merebut kepercayaan dari generasi yang lebih tua.

Sampai kapan negeri ini akan dengan cepat menjadi baru dan maju kalau kita menolak generasi muda yang hadir dengan jiwa dan roh kekinian mereka?

3. Bayangan Ketakutan pada Politik Dinasti

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dua putra Jokowi telah resmi masuk ke dalam panggung politik. Gibran telah bergabung ke dalam PDI Perjuangan dan Kaesang baru saja menjadi Ketua Umum PSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun