Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Pelajaran dari Jengukan Jokowi pada Cak Nun

11 Juli 2023   21:53 Diperbarui: 11 Juli 2023   21:55 3686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 pelajaran dari jengukan Jokowi pada Cak Nun | Dokumen diambil dari: mediapublik.id

Pelajaran terindah oleh Jokowi adalah saat ia mengampuni Cak Nun yang mengkritiknya dengan kata-kata pedas | Ino Sigaze.

Di tengah panasnya suhu udara di Eropa yang menyengat, terdengar berita tentang kunjungan Pak Jokowi kepada Cak Nun yang sedang terbaring di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta pada Minggu 9 Juli 2023.

Berita ini tersebar luas, karena rakyat Indonesia masih ingat dengan baik kritikan pedas Cak Nun tahun lalu kepada Jokowi. Jokowi pernah dikatakan sebagai Firaun.

Rakyat Indonesia sebenarnya sulit melupakan kritikan atau kecaman pedas seorang budayawan Indonesia itu, karenanya cerita itu kembali dihubungkan ketika Jokowi menjenguk Cak Nun yang sedang menderita pendarahan otak.

Berita viral itu tentu saja penting untuk dilihat lebih jauh lagi. Mengapa Jokowi menjenguk Cak Nun? 

Apakah Jokowi sedang mencari popularitas? Apakah itu pencitraan? Tentu saja sama sekali tidak.

Nah, tulisan ini coba menyoroti sisi lain dari jengukan Jokowi kepada Cak Nun:

1. Jokowi ingin memperbagus kualitas demokrasi Indonesia

Jengukan Jokowi bisa saja dilihat dari berbagai sudut pandang dan bisa dinilai dengan berbagai pendasaran. 

Namun, saya melihat bahwa dalam kapasitasnya sebagai Presiden Republik Indonesia, jengukan Jokowi itu sangat penting dalam konteks pesan edukasi bagi kualitas demokrasi di Indonesia.

Kritikan dan kecaman atau bahkan kata-kata pedas dalam kaitan dengan kinerja pemerintah, tidak perlu dibatasi hanya karena telah melanggar nilai-nilai etika sejauh pandangan netizen. 

Masih ada sisi lainnya yang penting di balik itu semua. Jokowi tahu itu bahwa rahasia dari kebenaran kritikan itu terletak pada ketulusan hati pengkritik untuk tujuan kesejahteraan dan bukan karena kebencian pribadi.

Jokowi diam seribu bahasa dan sampai hari ini Jokowi tetap sehat. Seakan-akan Jokowi ingin mengatakan bahwa di negeri ini kita diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat. 

Kebebasan kita itu juga lahir atas nama kualitas demokrasi bangsa ini. Jokowi mungkin tidak ingin mencoreng kualitas demokrasi hanya dengan gengsi pribadinya. 

Justru sebaliknya Jokowi bisa membunuh egonya dan membiarkan kebebasan itu tumbuh. 

Cuma satu yang perlu kita pelajari bahwa keharuman nama pengkritik, itu pasti tidak seharum orang yang dikritik dan kembali datang dengan tulus hati menjenguk pada saat pengkritik itu sedang sakit tidak berdaya.

2. Pentingnya pengampunan di tengah pluralitas Indonesia

Sesi cerita kunjungan Jokowi kepada Cak Nun menurut saya itu cerita inspirasi bagi anak bangsa ini. Anak bangsa ini perlu belajar dan melihat pesan dari kenyataan hidup Bapak Presiden kita, Bapak Ir. Joko Widodo.

Bapak Jokowi dalam hal ini menunjukan satu pelajaran penting kepada rakyat Indonesia yang hidup di tengah pluralitas ini. 

Jokowi tunjukan bahwa pengampunan itu bukan saja sebatas nilai agama tertentu, tetapi satu nilai kehidupan yang sangat penting dalam konteks kebangsaan ini.

Bangsa yang unik dan kaya dengan perbedaan ini mesti dilengkapi dengan spiritualitas pengampunan. Sebab tanpa pengampunan, maka kebencian ini akan panjang dan taringnya semakin tajam mencabik-cabik kehidupan dan persatuan bangsa ini.

3. Kebesaran jiwa seorang pemimpin bangsa

Momen kunjungan Jokowi kepada Cak Nun itu adalah momen indah yang bermakna edukatif. Ya, anak bangsa ini sekali lagi bisa membayangkan kebesaran jiwa seorang Jokowi.

Jokowi tidak mengutuk Cak Nun, tetapi justru sebaliknya mengunjungi dan melihat, bahkan bisa saja Jokowi mendoakan Cak Nun. Sekali lagi, cara dan tindakan seperti itu adalah panutan terbaik kepada seluruh rakyat ini.

Jokowi pantas sekali sebagai bapak bangsa yang menginspirasi seluruh rakyatnya sekarang ini. 

Bapak Demokrasi yang membangun nilai-nilai kehidupan, pengampunan dan kasih melalui hidupnya sendiri.

Ia menunjukkan pentingnya nilai-nilai kebaikan itu melalui tindakannya dan bukan melalui kata-katanya.

Mari kita belajar dari Bapak Bangsa kita Bapak Jokowi. Pelajaran itu sungguh meneduhkan suasana tanah air menjelang pemilu 2024 nanti. 

Saatnya calon pemimpin bangsa ini menunjukan citra dari hati dan melalui tindakan konkret.

Salam berbagi, Ino, 11.07.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun